Jubir Rahmat Hidayat : JW, Warga Asahan Pasien Malaria Reaktif COVID-19

Media Apakabar.com
Jumat, 08 Mei 2020 - 17:47
kali dibaca

Mediaapakabar.com-Pria berinisial JW (42) warga Jalan Durian, Kecamatan Kota Kisaran Timur penderita sakit malaria  dinyatakan reaktif COVID-19 setelah dilakukan rapid test. Kini status pasien itu menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan segera dirujuk ke RS Martha Friska, Medan.

Penjelasan itu disampaikan juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Asahan, H Rahmat Hidayat Siregar, Jumat (8/5/2020) kepada kru media.

Rahmat menjelaskan bahwa pasien JW,(42) warga Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan sebelumnya menjalani perawatan medis di RSUD HAMS Kisaran, sebagai pasien diagnosa sakit malaria.

Namun karena pasien JW memiliki gejala yang disertai sesak nafas dan batuk. Maka pihak medis melakukan rapid tes,hasilnya reaktif COVID-19 dan statusnya kini ditingkatkan menjadi PDP, jelas Dayat.

"Rencana hari ini juga JW, akan segera kita rujuk  ke RS Martha Friska  di Medan, guna menjalani perawatan dan pemeriksaan kesehatan lanjutan," 

Menurut Dayat sapaan akrab Jubir Gugus Tugas Asahan itu mengatakan bahwa hasil rapid tes tidak bisa Kita jadikan acuan dan pegangan. Itu sifatnya hanya deteksi dini, untuk memastikan seseorang positif COVID-19 harus melalui uji swab, terangnya.

Maka untuk itu pasien JW segera Kita rujuk ke RS Martha Friska guna menjalani test uji Swab Terkait riwayat pasien, Dayat menuturkan bahwa saat ini petugas Gugus Tugas masih melakukan pemeriksaan lanjutan dengan mendatangi pihak keluarganya.

Sekaligus melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap orang yang pernah kontak fisik langsung dengan pasien JW.

"Untuk itulah  belum bisa kami beri penjelasan, karena tim Kita masih bekerja di lapangan, sabarlah dulu, jelas Dayat.

Perihal alat Rapid Test yang dipergunakan oleh tim Gugus Tugas COVID-19 Asahan. Dayat mengatakan bahwa alat Rapid Test ada yang berasal dari Cina, Amerika dan negara lainnya yang memproduksi.

Sebab menurutnya alat Rapid Test itu ada pengadaan sendiri dari Dinas Kesehatan dan ada pula pemberian dari Provinsi Sumatera Utara maupun para donatur.

"Intinya saya tegaskan, Rapid Test bukanlah penentu pasien positif atau negatif COVID-19. Akan tetapi hanya untuk mengetahui keadaan pasien terpapar virus atau tidak, dan sebagai langkah awaldeteksi dini,ujarnya.

Sementara itu perkembangan data COVID -19 terbaru saat ini, ODP ada sebanyak 10 orang, PDP satu orang dan positif sebanyak empat orang. Rinciannya satu orang masih dalam proses pengobatan, dua orang sembuh dan satu orang meninggal,papar Rahmat.(Ed/Dp)
Share:
Komentar

Berita Terkini