Gila-gilaan Bikin Senjata Nuklir, tapi AS Tak Berdaya Lawan Covid-19

armen
Kamis, 14 Mei 2020 - 08:36
kali dibaca



Awan jamur dari tes pertama bom hidrogen Ivy Mike Amerika Serikat (AS) di Enewetak, sebuah atol di Samudra Pasifik, pada tahun 1952. Foto/REUTERS/File Photo
Mediaapakabar.com-Sebuah laporan baru menunjukkan Amerika Serikat(AS) menjadi pemimpin dunia yang gila-gilaan mengamburkan uangnya untuk membuat senjata nuklir. Ironisnya, Amerika jadi negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19dengan jumlah kasus infeksi dan kematian tertinggi.

Data yang dikutip dari worldometers, Kamis (14/5/2020), menunjukkan Amerika memiliki 1.430.190 kasus infeksi Covid-19 dengan 85.192 kematian dan sebanyak 308.933 pasien berhasil disembuhkan.

Laporan terbaru itu diterbitkan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN). Dalam laporan itu disebutkan sembilan negara dengan belanja terbesar untuk persenjataan nuklir. Sembilan negara tersebut adalah AS, Inggris, Rusia, Pakistan, Korea Utara, Israel, India, Prancis dan China.

ICAN mencatat sembilan negara bersenjata nuklir tersebut menghabiskan sekitar USD72,9 miliar untuk 13.000 lebih senjata atom pada 2019. Dari total itu, pengeluaran AS yang paling gila-gilaan yakni USD35,4 miliar atau hampir setengah dari total global.

Namun laporan ICAN mengkritisi negara-negara itu, khususnya, yang tak berdaya melindungi diri dari Covid-19.

Sudah jelas sekarang lebih dari sebelumnya bahwa senjata nuklir tidak memberikan keamanan bagi dunia di tengah pandemi global," kata Alicia Sanders-Zakre, penulis utama laporan tersebut yang dikutip SINDOnews.com dari makalah ICAN, Kamis (14/5/2020).

"Terutama ketika ada defisit pasokan pasokan kesehatan dan profesional medis yang kelelahan," lanjut Alicia.

Washington menyumbang bagian terbesar dari peningkatan pengeluaran nuklir dunia USD7,1 miliar antara 2018 hingga 2019, dengan USD5,8 miliar dalam pengeluaran tambahan. Ini sebenarnya lebih tinggi dari data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), di mana belanja militer AS pada 2019 mencapai 38 persen dari total belanjaa militer global.

Rusia, yang ICAN perkirakan memiliki lebih banyak hulu ledak nuklir daripada AS, menghabiskan USD8,5 miliar untuk persenjataan atomnya pada tahun 2019. Sedangkan China USD10,5 miliar dan Inggris USD8,9 miliar.


Sumber :Sindonews.com
Share:
Komentar

Berita Terkini