Rupiah Menguat di Lebel 15.630 per Dolar US

Media Apakabar.com
Senin, 13 April 2020 - 12:38
kali dibaca

Mediaapakabar.com-Hari ini terjadi penguatan yang sangat tajam pada mata uang rupiah, menguat yang tajam di level 15.630 per US dolar.Kinerja mata uang rupiah menjauh dari level 17.000 setelah sebelumnya sempat dikuatirkan rupiah bisa melemah menuju 20.000 per us dolar Pada pentupan perdagangan saham hari ini. IHSG ditutup melemah 0.54% di level 4.623,89.

"Kinerja mata uang rupiah mengalami penguatan terutama di dorong oleh kebijakan stimulus yang ada di AS.stimulus AS akan membuat pasar keuangan lebih banyak dibanjiri uang US Dolar yang memicu pelemahan US Dolar itu sendiri dan ada banyak lembaga keuangan internasional yang juga menawarkan pinjaman valas ke tanah air dan bisa membuat persepsi pasar membaik," jelas Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatra Utara kepada Mediaapakabar, Senin(13/4/2020) di Medan.

Gunawan menambahkan, disisi lain serangkaian upaya untuk menambah stok valas di tanah air juga terus dilakukan dimulai dari disepakatainya REPO Line antara bank sentral AS dengan BI menjadi salah satu penopang bagi ketersediaan valas saat masa sulit seandainya corona memicu terjadinya capital outflow yang signifikan.

"Saya juga menilai, asing mulai masuk ke pasar uang khususnya perdagangan obligasi, meskipun kondisi pasar saham belum sepenuhnya membaik. Namun tekanan di pasar obligasi mereda seiring dengan antusias investor asing terhadap pasar obligasi di tanah air, pada pentupan perdagangan saham hari ini. IHSG ditutup melemah 0.54% di level 4.623,89," papar Gunawan.

Sementara itu, lanjutnya, mata uang rupiah menguat tajam di level 15.630 per US dolar
Terjadi penguatan yang sangat tajam pada mata uang rupiah dan kinerja mata uang rupiah menjauh dari level 17.000 setelah sebelumnya sempat dikuatirkan rupiah bisa melemah menuju 20.000 per us dolar.

Dimulai dari disepakatainya REPO Line antara bank sentral AS dengan BI menjadi salah satu penopang bagi ketersediaan valas saat masa sulit seandainya corona memicu terjadinya capital outflow yang signifikan, sementara stimulus AS akan membuat pasar keuangan lebih banyak dibanjiri uang US Dolar yang memicu pelemahan US Dolar itu sendiri, katanya.

Gunawan menyebutkan, disisi lain serangkaian upaya untuk menambah stok valas di tanah air juga terus dilakukan hingga kinerja mata uang rupiah mengalami penguatan terutama di dorong oleh kebijakan stimulus yang ada di AS.

Saya juga menilai, asing mulai masuk ke pasar uang khususnya perdagangan obligasi dan ada banyak lembaga keuangan internasional yang juga menawarkan pinjaman valas ke tanah air dan bisa membuat persepsi pasar membaik.

"Meskipun kondisi pasar saham belum sepenuhnya membaik. Namun tekanan di pasar obligasi mereda seiring dengan antusias investor asing terhadap pasar obligasi di tanah air," tutup Gunawan.(abi)
Share:
Komentar

Berita Terkini