Foto: AP/John Minchillo |
Menurut data yang dirilis Johns
Hopkins University seperti
dilansir kantor berita AFP, Sabtu
(4/4/2020), sebanyak 1.480 kematian tercatat antara Kamis (2/4) pukul 20.30
waktu setempat hingga Jumat (3/4) pada jam yang sama. Dengan demikian, sejauh
ini korban jiwa akibat virus corona di AS telah mencapai 7.406 orang.
Sebelumnya, Presiden
Donald Trump telah mengingatkan tentang dua pekan mendatang yang sangat
menyakitkan, seraya mengimbau seluruh warga AS untuk bersiap menghadapi
hari-hari sulit ke depan.
"Ini akan menjadi dua pekan yang sangat menyakitkan, sangat,
sangat menyakitkan," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
"Saya ingin semua warga Amerika bersiap untuk hari-hari sulit
yang ada di depan," imbuh Trump.
Deborah Birx, koordinator respons coronavirus Gedung Putih bahkan menyatakan bahwa kisaran 100 ribu hingga 240 ribu kematian karena
virus corona bisa terjadi di AS, meski dengan upaya-upaya mitigasi yang telah dilakukan saat ini.
"Tidak ada vaksin
atau terapi ajaib. Hanya perilaku, masing-masing perilaku kita diterjemahkan
menjadi sesuatu yang mengubah perjalanan pandemi virus ini selama 30 hari ke
depan," ujar Birx.
Di seluruh dunia, setidaknya 1.082.470 kasus infeksi virus corona telah dilaporkan di
188 negara dan wilayah di seluruh dunia sejak wabah ini dimulai pada Desember
2019 lalu. Hingga kini sebanyak 57.474 kematian di dunia telah dilaporkan.
Italia menjadi negara dengan jumlah korban jiwa terbesar di dunia,
dengan mencatat 14.681 kematian. Diikuti kemudian oleh Spanyol yang telah
mencatat 10.935 kematian.
Sumber : Detik.com