Waduh, Usai Masker, Giliran Jahe, Kunyit, Temulawak Dibanderol Harga Selangit

armen
Jumat, 06 Maret 2020 - 17:43
kali dibaca
pedagang rempah di Depok. ©2020 Merdeka.com

Mediaapakabar.com-Sejumlah empon-empon atau rempah tradisional kini mengalami lonjakan harga. Kenaikan harga ditemui di beberapa pasar. Seperti di Pasar Kemiri Muka Depok, pedagang membanderol temulawak Rp40.000/kg.

"Sekarang harganya (temulawak) Rp40.000/kg, biasanya saya jual cuma Rp10.000/kg," kata Suyadi salah satu pedagang Pasar Kemiri, Rabu (4/3).

Selain temulawak harga rempah-rempah yang juga melonjak adalah jahe, sereh dan kunyit. Namun kenaikan harga rempah-rempah tersebut tidak sesignifikan harga temulawak. "Jahe harganya sekarang Rp40.000/kg dari Rp20.000/kg. Sereh Rp10.000/kg dari Rp6.000/kg dan kunyit Rp12.000/kg dari 5.000/kg," paparnya.

Permintaan rempah-rempah tersebut diakui Yadi terjadi lonjakan sejak dua hari lalu atau bersamaan dengan diumumkan adanya dua warga Depok yang terkena virus Covid-19. "Sejak senin banyak yang nyari (beli) mungkin karena ada yang kena (Corona) kemarin," ceritanya.

Dirinya terpaksa menaikkan harga jual karena harga dari Pasar Induk sudah naik. "DI Induk saja harga Rp40.000 (temulawak) langka barangnya. Ada tapi sedikit. Jadi ya saya jualnya juga sesuai harga karena naik jadi saya naikkan juga," tuturnya.

Kenaikan harga rempah tradisional juga ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

Salah satu pembeli, Tri harus mengocek kantong dalam-dalam untuk satu kilogram jahe. "Abis dari pasar Palmerah harga jahe Rp80.000/kg, temulawak Rp40.000/kg," ungkap Tri.

Hal sama terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bogor. Harga rempah-rempah mengalami kenaikan seiring tingginya permintaan masyarakat. Namun, kenaikan harga tidak terlalu drastis. Seperti di Pasar Cibinong, jahe merah dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram, kini menjadi Rp60.000 per kilogram.

Sementara temulawak, dari Rp20.000 per kilogram kini melonjak jadi Rp50.000 per kilogram. Sementara komoditi lain seperti jahe biasa naik dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram sementara serai dari Rp7.000 menjadi Rp10.000.

Lalu harga kayu manis, di Pasar Cibinong dari sebelumnya Rp110.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp120.000 per kilogram. Kunyit pun mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp10 ribu per kilogram kini menjadi Rp15.000 per kilogram.

"Itu harga yang terpantau oleh kami tertanggal 4 Maret 2020," kata Humas PD Pasar Tohaga, Isni Jayanti.

Sementara di Pasar Parung, harga rempah-rempah juga mengalami kenaikan dari harga yang cenderung sama dengan di Pasar Cibinong.

Di Pasar Parung, jahe merah dari sebelumnya Rp60.000 per kilogram menjadi Rp70 kilogram, kunyit dari Rp10 ribu menjadi Rp15.000 per kilogram, sereh dari Rp7.000 menjadi Rp10.000 dan temulawak dari Rp35.000 menjadi Rp50.000.

Empon-empon Disebut Mampu Tangkal Virus Corona
Empon-empon sendiri disebut-sebut mampu menangkal virus corona yang sedang mewabah di sejumlah belahan dunia ini. Demikian diungkapkan Guru Besar Biologi Molekuler Unair Chaerul Anwar Nidom yang menemukan penangkal virus.

Nidom yang juga alumnus Unair ini berhasil menemukan penangkal virus corona dari sari rempah-rempah (curcuma). Nidom mengatakan, untuk menghadapi virus corona, masyarakat bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung curcuma.

"Di beberapa tempat saya tawarkan apa yang bisa digunakan untuk menangkal virus corona. Kita bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit dan temulawak," ujar Nidom, Selasa (18/2).

Penemuan Nidom semakin menambah deretan panjang prestasi akademisi dan alumnus Unair di tingkat publik. Bahkan penemuan ini diapresiasi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah yang juga alumnus Unair ini dengan mengunggah hasil temuan ini di akun sosial medianya.

Selain Profesor Nidom, masih banyak alumnus-alumnus Unair yang telah berperan besar dalam membawa nama baik almamaternya. Sebut saja Audrey Maximilian Herli, alumnus dari program studi S1 Sistem Informasi FST Unair berhasil masuk ke dalam jajaran 30 Under 30 Forbes Indonesia. CEO sekaligus Co-founder dari start-up Riliv ini berhasil menjadi salah satu dari 30 tokoh muda berpengaruh di Indonesia.

Di pemerintahan, ada nama Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan Dokter Terawan. Khofifah juga merupakan Alumni Unair.

Rektor Unair Prof. Nasih mengatakan, prestasi Khofifah sudah diakui secara nasional maupun internasional. Sehingga dinobatkan sebagai alumni berprestasi tahun 2019 lalu.

"Dia (Khofifah) pantas menerima penghargaan ini. Sumbangsihnya kepada negara sudah tidak diragukan lagi," ucap Nasih.



Sumber : Merdeka.com
Share:
Komentar

Berita Terkini