Sebut 70% Uang Berputar di Jakarta, Ekonom Tolak Lockdown

armen
Minggu, 15 Maret 2020 - 16:48
kali dibaca


Foto: Dampak Corona ke Ekonomi (Tim Infografis Fuad Hasim)
Mediaapakabar.com-Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menolak apabila Jakarta melakukan lockdown alias isolasi wilayah. Bhima menyebutkan 70% pergerakan uang nasional berada di Jakarta.

Mulai dari bursa efek hingga bank sentral pun berada di Jakarta. Bhima menyimpulkan bahwa langkah lockdown terlalu beresiko, karena aktivitas ekonomi akan berhenti.

"70% uang juga berputar di Jakarta, ada bursa efek, ada bank sentral. Terlalu berisiko kalau kita mengambil langkah lockdown," kata Bhima kepada detikcom, Minggu (15/3/2020)

Skenario terburuk menurut Bhima, bisa saja Indonesia krisis ekonomi apabila Jakarta melakukan lockdown.

"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," ungkap Bhima.

Dari catatan detikcom, berdasarkan kamus Bahasa Inggris, lockdown artinya kuncian. Maksudnya, negara yang terinfeksi virus corona mengunci akses masuk dan keluar sebagai pengamanan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona.

Lockdown juga dilakukan dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah, hingga tempat-tempat umum. Dengan begitu, risiko penularan virus corona pada masyarakat di luar wilayah lockdown bisa berkurang.

Lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, isolasi berarti pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkan manusia dari manusia yang lain


Sumber : Detik.com
Share:
Komentar

Berita Terkini