Virus corona disebut melemah pada temperatur tinggi (Foto: iStock) |
"Suhu
dapat secara signifikan mengubah transmisi COVID-19, dan mungkin ada suhu
tertentu yang bisa mempercepat bahkan memperlambat penularan virus
tersebut," tulis penelitian yang dilakukan di Universitas Sun Yat-sen di
Guangzhou, Provinsi Guangdong, China Selatan.
Berdasarkan
penelitian tersebut, virus corona COVID-19 ini sangat sensitif
terhadap suhu tinggi, hingga mencegahnya berkembang di negara yang lebih
hangat. Sebaliknya, jika di negara yang suhunya rendah, virus itu akan lebih
cepat menyebar.
Sebuah
analisis menunjukkan, kasus bisa meningkat di negara dengan suhu rata-rata 8,72
derajat celcius. Hal itu bisa jadi salah satu faktor yang menyebabkan virus
corona bisa menyebar begitu cepat di Kota Wuhan, China, tempat pertama kalinya
virus itu terdeteksi.
Hal ini juga selaras dengan pendapat dari asisten direktur
Center for Infectious Diseases Research di American University of Beirut,
Hassan Zaraket. Ia mengatakan, coronavirus akan lebih stabil
jika di cuaca hangat dan lembab, sehingga penularannya berkurang.
"Kami
masih belajar tentang virus ini. Saat suhu memanas, stabilitas virus akan
menurun. Jika itu benar-benar terjadi, mungkin kita dapat memutus rantai
penularannya," jelasnya yang dikutip dari South China Morning Post.
Namun,
direktur eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, menyarankan
untuk tidak langsung percaya begitu saja.
"Kita
tidak bisa begitu saja percaya dengan itu, karena belum ada bukti yang kuat
untuk membuktikannya," tegasnya.