Mudah Ditembak Jatuh, USAF Ingin Ganti Reaper

armen
Sabtu, 14 Maret 2020 - 18:55
kali dibaca



Mediaapakabar.com-Angkatan Udara Amerika ingin mengganti armada drone serang Reaper dengan sesuatu yang baru dan lebih tangguh. Meskipun sangat sukses dalam menjalankan fungsinya, MQ-9 Reaper terbukti mudah ditembak jatuh dan tidak akan bertahan di medan perang yang dilindungi oleh pertahanan udara modern.

Pesawat MQ-9 Reaper pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007. Lebih besar, lebih cepat, lebih banyak dipersenjatai dibandingkan drone Predator.

Reaper telah melakukan misi terbang di berbagai tempat seperti Irak, Afghanistan, Yaman, dan Somalia. Di wilayah udara yang tak tidak diperkuat sistem pertahanan udara, Reaper dapat bertahan berjam-jam, menunggu saat yang tepat untuk melepaskan rudal Hellfire atau bom yang dipandu laser.

Reaper adalah drone bersenjata terbesar yang diketahui dalam inventaris Pentagon. Selain Angkatan Udara, CIA mengoperasikan sejumlah kecil Reaper yang dilaporkan terlibat dalam penggunaan rudal Hellfire R9X “Flying Ginsu”.

Tapi di wilayah udara yang dijaga ketat, ceritanya akan berbeda. Reaper tidak memiliki peralatan yang dimiliki pesawat perang modern agar tetap hidup di medan perang, termasuk sistem peringatan rudal dan suar anti-rudal.

Secara khusus Reaper yang tampak seperti serangga tidak memiliki karakter siluman, dengan pod sensor dan senjata menggantung di ujung sayap menghasilkan signature radar besar.
Jika rudal musuh diluncurkan melawan Reaper, hanya ada sedikit pilot jarak jauh yang bisa menghindarinya bahkan jika dia melihat rudal itu ditembakkan.

Pentagon bergeser dari prang kelas ringan seperti di Afghanistan, Irak, dan di tempat lain ke arah pertempuran lebih besar dan lebih tinggi dengan negara-negara seperti Rusia dan China.

Menyadari kerentanan Reaper, Military.com melaporkan Angkatan Udara Amerika memotong pembelian drone Reaper menjadi 337, dengan 21 drone terakhir dibeli tahun ini.

Angkatan Udara akan menjabarkan visinya tentang penggantinya yang dapat beroperasi di wilayah udara yang diperebutkan, dalam anggaran 2022.

Apa yang akan menggantikan Reaper? Pengganti kemungkinan akan berkarakter siluman, untuk menjaga radar tidak mendeteksinya.

Desain sayap terbang, seperti pembom B-2 dan B-21, dimungkinkan. Salah satu manfaat sayap terbang adalah badan pesawat besar untuk menyimpan bahan bakar dan senjata. Seperti dimaklumi sebuah pesawat tersembunyi harus menyembunyikan segala sesuatu dalam bentuk pesawat.

Kunci untuk drone baru adalah keterjangkauan. Pesawat siluman sangat mahal dan satu keuntungan besar drone daripada pesawat berawak adalah lebih murah.

Harga Reaper masing-masing US$ 64 juta, versus $ 95 juta untuk F-35 Joint Strike Fighter. Jika Angkatan Udara ingin mengganti Reaper dengan basis 1: 1, penggantian itu harus cukup murah untuk dibeli dalam jumlah besar.(Jejaktapak)




Share:
Komentar

Berita Terkini