Foto: Achmad Syauq |
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan kebijakan ini digulirkan pemerintah guna menjaga daya beli masyarakat di tengah pelemahan ekonomi akibat dampak virus corona (COVID-19).
Susi menjelaskan, pada kelompok rumah tangga 40% termiskin ini yang baru terdata dengan jelas sebanyak 15,2 juta itu pun data pada program kartu sembako. Sedangkan 14,1 juta sedang didata kembali.
Selain itu, Susi mengatakan pemerintah juga memberikan BLT kepada kelompok masyarakat yang bekerja di sektor informal. Mulai dari warung, toko, pedagang pasar. Pemerintah akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk mendata sektor tersebut.
"Kedua seperti diketahui yang paling terdampak adalah pelaku usaha transportasi online, Gojek, Grab dan lain-lain, kami diskusi dan sudah minta data Gojek dan Grab dan beberapa dengan transportasi lain dan pekerja informal harian lain," ujarnya.
"Dan pekerja harian di mal, pusat perbelanjaan, kami kerja sama dengan beberapa asosiasi, menghubungi APPBI l, kita akan data para pekerja harian untuk dapat BLT dalam rangka meningkatkan daya beli," ungkapnya.
"Dan pekerja harian di mal, pusat perbelanjaan, kami kerja sama dengan beberapa asosiasi, menghubungi APPBI l, kita akan data para pekerja harian untuk dapat BLT dalam rangka meningkatkan daya beli," ungkapnya.
Sumber : Detik.com