Dokter China Sebut Obat Flu Jepang Terbukti Efektif untuk Mengobati Pasien Virus Corona

armen
Selasa, 24 Maret 2020 - 20:14
kali dibaca


penelitian vaksin corona di as. ©2020 REUTERS/Bing Guan
Mediaapakabar.com-Otoritas kedokteran di China mengatakan obat yang digunakan di Jepang untuk mengobati jenis baru influenza nampaknya efektif untuk mengobati pasien virus corona, seperti dilaporkan media Jepang.

Pejabat di Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, Zhang Xinmin mengatakan, favipiravir, dikembangkan oleh anak perusahaan Fujifilm, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis di Wuhan dan Shenzhen yang melibatkan 340 pasien.
“Obat itu memiliki tingkat keamanan tinggi dan jelas efektif dalam pengobatan,” jelas Zhang kepada wartawan pada Selasa, dikutip dari The Guardian, Rabu pekan lalu.
Pasien yang diberi obat itu di Shenzhen berubah negatif dari virus setelah rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif, dibandingkan dengan rata-rata 11 hari untuk mereka yang tidak diberikan obat tersebut, kata stasiun televisi NHK.
Selain itu, sinar-X mengkonfirmasi peningkatan kondisi paru-paru pada sekitar 91 persen dari pasien yang diobati dengan favipiravir, dibandingkan dengan 62 persen mereka yang tidak menggunakan obat.
Fujifilm Toyama Chemical, yang mengembangkan obat tersebut juga dikenal sebagai Avigan pada 2014, menolak mengomentari klaim itu. Saham perusahaan menguat pada Rabu setelah komentar Zhang.
Dokter di Jepang menggunakan obat yang sama dalam pengujian klinis pasien virus corona dengan gejala ringan sampai sedang, berharap dapat mencegah virus menyebar ke orang lain.
Tapi seorang sumber dari Kementerian Kesehatan Jepang menyebut obat itu tidak efektif untuk pasien dengan gejala parah.
“Kami memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang, tapi nampaknya tidak cukup mempan ketika virus telah berlipat ganda,” jelas sumber ini kepada Mainichi Shimbun.
Keterbatasan yang sama telah diidentifikasi dalam penelitian yang melibatkan pasien virus corona menggunakan kombinasi antiretroviral HIV lopinavir dan ritonavir, sumber menambahkan.
Pada 2016, pemerintah Jepang memasok favipiravir sebagai bantuan darurat untuk menghadapi wabah virus Ebola di Guinea.
Favipiravir memerlukan persetujuan pemerintah untuk penggunaan skala penuh pada pasien Covid-19, karena pada awalnya dimaksudkan untuk mengobati flu.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan kepada Mainichi Shimbun obat ini dapat disetujui paling cepat pada Mei. “Tetapi jika hasil penelitian klinis tertunda, persetujuan juga bisa ditunda.”

Sumber : Merdeka.com
Share:
Komentar

Berita Terkini