Testimoni Kadis PUPR : Nikson Nababan Bupati Yang Tidak Mudah Menyerah

armen
Senin, 03 Februari 2020 - 16:53
kali dibaca




Teks Poto : Kadis PUPR Ir. Anggiat Rajagukguk, MM
Mediaapakabar.com-Bandara Internasional Silangit setelah resmi didarati pesawat  Garuda Indonesia tanggal 22 Maret 2016 ternyata memiliki nilai history dari perjuangan Bupati Taput Drs. Nikson Nababan, M.Si.

Bermimpi didarati pesawat besar dari Jakarta, Nikson Nababan akhirnya membuat terobosan-terobosan  baru dengan modal keyakinan yang tidak bisa diterima akal manusia.
" Melihat prospesk Bandara Silangit yang begitu menjanjikan kedepan, hal yang tidak mungkin menjadi kenyataan dibuktikan Bupati Taput Drs. Nikson Nababan," cerita Kadis PUPR Taput Ir. Anggiat Rajagukguk, MM, Senin (03/02/2020)  di Tarutung.

Bila ingin pesawat Garuda landing perdana di Bandara Internasional Silangit, pemerintah pusat  memberikan waktu 14 hari untuk memangkas bukit seluas 40x60 meter persegi dengan ketinggian 6 meter yang berada persis disekitar landasan pacu bandara.

" Kalau tidak mampu, tidak akan pernah ada pesawat besar mendarat di Bandara Silangit. Karena bukit itu sangat mengganggu pendaratan pesawat besar," kata Kadis PUPR.

Ini kisah nyata, disaat Bandara Silangit yang pada waktu itu hanya didarati Susi Air dari medan dan pesawat Wing Air rute Silangit -Batam dan Silangit -Medan tidak beroperasi lagi, seorang Nikson Nababan berkeinginan mendaratkan pesawat besar di Bandara Silangit.
Sungguh tidak masuk akal, mengingat fasilitas Bandara Silangit yang belum memadai ditambah penumpang sepi, bupati terus berupaya agar Bandara Silangit didarati pesawat sekelas Garuda Indonesia.

Akhirnya bupati membuat proposal Ke Angkasa Pura (AP) II, Menteri Perhubungan , Menteri Keuangan.

Oleh AP II, Menteri Perhubungan  dan Menteri Keuangan bersikeras mengatakan bahwa Bandara Silangit belum bisa didarati pesawat besar karena landasannya tidak layak.
Tidak sampai disitu, pantang menyerah tidak menyurutkan niat bupati untuk terus maju, sehingga menyurati Presiden RI Jokowi.

" Akhirnya, angin segar datang, Dewi Fortuna memihak kepada Bupati Taput Drs. Nikson Nababan. Apabila dalam kurun waktu 14 hari dapat memangkas bukit yang ada disekitar landasan pacu, maka akan mendarat pesawat Garuda Indonesia, itulah janji mereka," sebut Anggiat.

“Saya ingat betul, posisi pak bupati pada waktu itu di Jakarta. Saya diperintahkan melalui telpon untuk memangkas bukit yang menjadi penghalang tidak bisanya pesawat besar mendarat di Bandara Silangit. Waktunya hanya 14 hari saja.

Dalam benak saya, tidak mungkin dapat memangkas bukit dalam kurun waktu 14 hari. Tidak masuk akal dan tidak mungkin dapat dikerjakan,” kata Anggiat.

Perintah itu kemudian dia kerjakan dengan menurunkan semua alat berat milik Pemkab Taput. pihaknya bekerja hingga malam hari. Dua hari pekerjaan belum ada hasil.

Tau tidak ada hasil hingga hari kedua, bukan menyerah, malah bupati dengan inisiatifnya menghubungi para pengusaha untuk menurunkan alat beratnya membantu memangkas bukit itu.

Dihari ke lima pekerjaan belum juga memberikan hasil yang maksimal, bupati tidak juga menyerah.

Ternyata alat berat bertambah lagi dari Humbahas dan Tobasa. Motivasi terus diberikan bupati untuk tetap semangat.

Kerja keras dan perjuangan Bupati tidak sia-sia. Di hari ke 11 bukit itu sudah habis dipangkas.

" Tiba-tiba besoknya tim dari Jakarta mendarat di Kualanamu, mereka melalui jalan darat tiba di Bandara Silangit. Pada saat itu mereka heran, karena bukit itu bisa diratakan dalam waktu yang ditentukan," ceritanya dengan senyum.

Tepati janjinya, di hari ke 16 pesawat Garuda Indonesia mendarat untuk pertama kalinya di Bandara Silangit dengan selamat.

Sesuatu yang luar biasa, bukan pekerjaan yang gampang. Mimpi itu menjadi kenyataan.
" Kalau sempat bupati menyerah, Bandara Internasional Silangit tidak akan bisa seperti sekarang. Selain Garuda Indonesia, juga sudah didarati Sriwijaya Air, Batik Air, City Link dan Wing Air dengan rute Silangit - Jakarta (PP) setiap harinya. Penumpangnya pun semakin membludak," ucap pria kelahiran Tipang, 7 April 1960 itu.

Kemudian landasan pacu Bandara Internasional Silangit ditambah. Dari lebar 30 meter menjadi 45 meter dan dari panjang sebelumnya 2400 meter menjadi 2650 meter.
Optimisme yang tinggi dari seorang Nikson Nababan harus diikuti kabinetnya. (Win)
Share:
Komentar

Berita Terkini