Komnas Perlindungan Anak : Lingkungan Sekolah Belum Bebas Dari Perundungan

armen
Minggu, 02 Februari 2020 - 17:09
kali dibaca


ilustrasi 
Mediaapakabar.com-Meninggalnya NFA (11) siswi Madrasah Ibtidaiyah dengan cara bunuh diri harus diakui merupakan kegagalan management pengelolaan sekolah dan kegagalan menjauhkan peserta didiknya dari tindakan "bullying" dan kekerasan seksual dalam betuk Pedofilia dan atau sodomi, demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak kepada sejumlah media melalui rilisnya , Minggu (2/02).

Menurut Arist, untuk memutus mata rantai perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah,  Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai lembaga independen yang diberikan tugas oleh pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pembelaan dan Perlindungan Anak Indonesia,  mengajak semua komponen bangsa, pemerintah secara khusus para pengelola sekolah, para pendidik, juga para stakeholder pendidikan, guru maupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya untuk bertekad bersama-sama menjadikan lingkungan sekolah anti perundungan dan bebas dari kekerasan dan menjadikan lingkungan sekolah yang ramah dan bersahabat bagi anak-anak dan bebas dari kekerasan.

Demikian juga menuntut orangtua memberikan ekstra perhatian pada perkembangan dan  perubahan perilaku peserta didik.

Karena dirasakan apa yang  terjadi dan dialami dua Siswi  yang masih duduk dibangku SD dan SMP  yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri di Cibubur Jakarta Timur dan Tasikmalaya diduga karena mendapat perundungan di sekolah.

Kurangnya perhatiannya para guru terhadap perkembangan perilaku NFA sebelum korban mengambil sikap mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

" Ayo kita jadikan lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang bebas dari kekerasan baik itu yang dilakukan oleh sesama peserta didik,  guru,  pengelola sekolah,  penjaga sekolah dan seisi lingkungan sekolah".

" Yo ..kita bangun tekad bersama menjadikan lingkungan sekolah masa depan dan dimana pun menjadi lingkungan sekolah yang ramah dan bersahabat bagi anak-anak".ujarnya.

Dan mari kia bangun lingkungan sekolah menjadi lingkungan sekolah yang merdeka dan bebas dari kekerasan,  demikian Arist Merdeka Sirait mengakhiri penjelasannya sebagai sikap terhadap peristiwa perundungan yang mengakibatkan anak mengambil sikap mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh  diri di Cibubur dan di Tasikmalaya.

Sebelumnya diberitakan NFA  diduga jadi korban perundungan dari  teman sekelasnya.
Seperti yang diungkapkan EUTIK ibu kandungnya. Selain di hina anak miskin,  juga NFA kerap disembunyikan buku pelajarannya.

"Sering disembunyikan buku pelajarannya dan dikatai anak miskin, ujar Eutik. (rel/dn)

Share:
Komentar

Berita Terkini