Kenali Gejalanya, Pria Juga Bisa PMS seperti Wanita

armen
Selasa, 18 Februari 2020 - 13:39
kali dibaca



Ilustrasi PMS pada Pria
Mediaapakabar.com-Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar istilah PMS atau pre menstrual syndrome? Kondisi yang terjadi pada wanita menjelang waktu haid, bukan? Itu memang benar. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa PMS sebenarnya juga bisa terjadi pada pria?

PMS pada pria dikenal dengan istilah irritable male syndrome. Inilah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang kondisi tersebut:

Dipengaruhi oleh Faktor Hormonal
Irritable male syndrome disebabkan terutama karena turunnya kadar hormon testosteron, yang kadarnya akan menurun secara perlahan sejak pria berusia 30 tahunan.

Testosteron itu sendiri berperan penting dalam perkembangan reproduksi pria, juga dalam hal massa otot dan rambut tubuh. Hormon ini berhubungan pula dengan rasa percaya diri, kebugaran, energi, dan dorongan seksual pada pria.

Gejala Utama Mirip PMS pada Wanita
PMS pada pria memiliki gejala utama lekas marah. Selain itu, ada pula gejala lain yang menyertai, seperti depresi, gelisah, dan rendahnya percaya diri.

PMS pada pria dapat berujung pada sulitnya berkonsentrasi, masalah tidur, dan rendahnya energi. Pria yang mengalami kondisi ini juga akan kesulitan untuk pulih setelah berolahraga dan terkendala dalam menurunkan berat badan.

Tidak hanya itu, perubahan hormonal yang terjadi akibat irritable male syndrome dapat pula menyebabkan penurunan gairah seksual serta disfungsi ereksi pada pria.

Menyebabkan Perubahan Fisik dan Mental
PMS pada pria sering disebut sebagai andropause, yaitu seperti menopause yang terjadi pada wanita. Seperti yang sudah disebutkan, PMS pada pria menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan emosional yang bergantung pada perubahan hormonal.

Semua gejala sindrom ini dapat memengaruhi bagaimana para pria berinteraksi dengan pasangan, yang seringkali tidak dalam keadaan positif. Perubahan perasaan atau mood serta perubahan gairah seksual dapat memengaruhi hubungan percintaan yang ada.

Mengakibatkan Stres yang Berlarut-larut
Stres juga dapat muncul pada pria yang mengalami sindrom ini. Stres yang ada dapat mengancam dan menghancurkan pernikahan atau hubungan yang sedang terjalin.

Karena stres tersebut, pria yang mengalaminya juga akan kesulitan untuk tidur. Hal ini dapat memengaruhi banyak aspek pada kesehatan secara keseluruhan, yang akhirnya turut menurunkan kesehatan fisik maupun emosional seiring berjalannya waktu.

Bisa Depresi Hingga Bunuh Diri
Penting untuk menyadari gejala PMS pada pria lebih awal, agar tindakan antisipasi bisa segera dilakukan. Mendapatkan dukungan dari pasangan dalam mengatasi perubahan yang terjadi pada mood, energi, dan gejala lain adalah pendekatan yang paling baik.

Berdasarkan pendapat para ahli, ada dua jenis arah pada irritable male syndrome. Pertama, yaitu ketika penderita menjadi depresi yang dapat mengarah pada munculnya keinginan bunuh diri bila tidak ditangani. Kedua, yaitu pria menjadi mudah marah, dapat menyerang dan melakukan kekerasan.

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis PMS pada pria adalah dengan pemeriksaan kadar hormon testosteron. Hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah, seperti bagian dari pemeriksaan kolesterol, kadar gula darah, dan yang lainnya.

Kadar hormon testosteron dalam darah dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk mengetahui situasi kadar hormon dalam tubuh, serta menyediakan kemungkinan penyebab dari perubahan mood yang dialami.

Selain pemeriksaan darah, pemeriksaan fisik dan wawancara mengenai gejala-gejala yang ada juga sangat diperlukan. Hal ini untuk menentukan faktor lain yang mendukung terjadinya PMS pada pria.

Berikut ini adalah beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mengatasi PMS pada pria alias irritable male syndrome:

Terapi Hormon
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi irritable male syndrome adalah terapi penggantian hormon testosteron atau biasa dikenal dengan istilah hormone replacement therapy.

Penyuntikan hormon secara rutin dapat membantu mengembalikan karakteristik yang menurun karena rendahnya kadar hormon testosteron. Akan tetapi, terapi ini mempunyai efek samping. Yaitu, memengaruhi kesehatan jantung dan menyebabkan pria menjadi terlalu agresif atau moody.

Mengingat adanya kemungkinan tersebut, penting bagi pria yang melakukan terapi hormon untuk bekerja sama dengan dokter dan melaporkan segala efek samping atau perubahan mood negatif agar tindakan penanganan lanjutan bisa segera dilakukan.

Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti menurunkan berat badan yang berlebih sangat perlu dilakukan guna mengatasi keluhan yang terjadi akibat PMS pada pria.

Dalam pelaksanaannya, Anda perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan menghindari asupan tinggi lemak dan gula. Hentikan kebiasaan merokok dan alkohol, dan sebagai gantinya lakukanlah olahraga minimal 30 per hari dan sebanyak 5 kali dalam seminggu.

Faktanya, mengatur berat badan dapat membantu mengelola kondisi diabetes, penyakit jantung, kualitas tidur, dan jumlah energi.

Mengelola Stres dengan Baik
Kesehatan mental penting juga untuk diperhatikan apabila hubungan Anda dengan pasangan terganggu oleh sindrom ini.

Terapi konseling dapat dilakukan untuk mengajarkan cara mengendalikan gejolak emosi. Konseling bersama pasangan juga dapat dilakukan untuk dapat mengatasi masalah bersama-sama.

Belajarlah untuk mengenali perubahan suasana hati dan ambil langkah-langkah untuk bersantai atau meredakan situasi. Dengarkan dengan tenang saat pasangan menggambarkan perubahan atau kepribadian Anda.Irritable male syndrome atau PMS pada pria adalah sebuah kondisi yang sebaiknya diwaspadai oleh tiap pria. Pasalnya, kondisi ini bisa sangat memengaruhi kualitas kehidupan pria secara pribadi, yang juga akan membawa dampak pada kehidupan dalam berpasangan.

Jangan ragu untuk segera berobat ke dokter apabila merasa mengalami gejala PMS pada pria. Tidak perlu ragu untuk bersikap jujur kepada dokter dan pasangan tentang gejala-gejala tersebut, agar Anda mendapatkan bantuan yang diperlukan.


Sumber : Klikdokter.com
Share:
Komentar

Berita Terkini