Jenazah Ikmal saat ditemukan tergantung di pohon mangga. (ist/metro24jam.com) |
Peristiwa itu kemudian
dilaporkan warga ke Polsek Labuhan Ruku. Kapolsek Labuhan Ruku AKP M Iskad SH
dalam keterangannya mengatakan, sebelum ditemukan tewas, pagi itu sekira pukul
08.00 Wib, Ikmal permisi pergi kepada istrinya Suniah (32) untuk untuk bekerja
memanen sawit milik D Sitompul di Dusun III, Desa Sei Balai. “Setelah selesai
memanen sawit, korban pulang ke rumah dan kembali lagi keluar mengambil uang upah
panen sawit sebesar Rp20.000,” sebut Iskad.
Usai menyerahkan uang
tersebut kepada istrinya, Ikmal kemudian meminta izin agar bisa pergi bekerja
merantau ke Simodong. “Sebelum berangkat merantau ke Simodong, korban bersama
istri dan anaknya Tama (7) duduk-duduk di belakang rumah. Kemudian korban pergi
ke belakang, ke ladang sawit milik Susanto,” jelas Iskad.
Namun, berselang hampir
satu jam, Ikmal ternyata tak kembali ke rumah. Anaknya Tama kemudian pergi
mencari ke ladang tersebut. Tak lama mencari, Tama melihat ayahnya sudah
tergantung di atas pohon mangga. Bocah tersebut kemudian mendatangi ibunya.
“Mak..! Ngapain bapak manjat pohon mangga?” tanya Tama kepada ibunya seperti
disampaikan AKP M Iskad.
Mendengar pertanyaan anaknya, Suniah bergegas
ke ladang sawit. Sesampainya di pohon mangga yang disebutkan anaknya, wanita
itu kemudian melihat sang suami sudah tergantung tak bernyawa, “Toloong…!
Toloongg…!” Jerit Suniah sambil berlari meminta bantuan warga setempat.
Teriakan wanita itu pun
spontan membuat warga berhamburan keluar rumah. Mengetahui ada orang bunuh
diri, warga kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polsek Labuhan Ruku. Polisi
tiba di lokasi tak lama kemudian dan menurunkan jenazah Ikmal dari atas pohon
mangga. “Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan pihak keluarga meminta tidak
dilakukan otopsi jenazah dengan membuat surat pernyataan,” pungkas Iskad.
Selanjutnya jenazah Ikmal
dibawa ke rumah duka untuk prosesi pemakaman.