Kapal Selam Amerika Mulai Bawa Senjata Nuklir Mini

armen
Jumat, 31 Januari 2020 - 18:30
kali dibaca


Mediaapakabar.com-Angkatan Laut Amerika Serikat telah mulai mengerahkan hulu ledak nuklir baru dengan hasil super rendah di atas beberapa kapal selam rudal balistiknya.

Federation of American Scientists atau Federasi Ilmuwan Amerika menyebutkan hulu ledak nuklir W76-2dengan hasil hingga lima kiloton atau sekitar sepertiga dari ukuran bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945 telah dikerahkan di atas kapal USS Tennessee, sebuah Kapal selam rudal balistik kelas Ohio yang berbasis di pangkalan Angkatan Laut di Georgia.
Kapal selam itu konon sudah mulai berpatroli di Atlantik akhir bulan lalu, dan diperkirakan akan kembali ke pelabuhannya sekitar bulan depan. Kapal selam bersenjata W76-2 kedua mungkin berpatroli di Samudra Pasifik.
W76-2 pertama kali terungkap pada tahun 2018 dan terdaftar sebagai senjata yang dirancang untuk memberikan Amerika pencegah terhadap senjata nuklir taktis Rusia.
Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan satu atau dua dari 20 rudal di USS Tennessee dan kapal selam berikutnya akan dipersenjatai dengan W76-2.
Para peneliti khawatir meskipun hampir semua diskusi tentang W76-2 telah berfokus pada skenario Rusia,  sebenarnya jauh lebih mungkin senjata baru tersebut dimaksudkan untuk digunakan sebagai senjata nuklir yang digunakan pertama untuk menyerang Korea Utara atau Iran.
Tinjauan Postur Nuklir 2018 secara eksplisit menyebutkan serangan strategis non-nuklir dan agresi konvensional berskala besar sebagai pembenaran untuk potensi penggunaan senjata nuklir pertama kali oleh Amerika.
Berbicara kepada NPR, Direktur Proyek Nuklir Federasi Ilmuwan Amerika Hans Kristensen memperingatkan bahkan dalam skenario konflik melawan Rusia, W76-2 akan memunculkan risiko eskalasi yang tidak disengaja, termasuk skenario di mana Moskow bunging apakah yang diluncurkan adalah hulu ledak W76  yang kecil atau hulu ledak yang jauh lebih kuat.  “Begitu Anda mulai memunculkan nuklir, taruhannya dibatalkan,” kata Kristensen.
Dalam beberapa bulan terakhir, pejabat Rusia telah menyatakan keprihatinan tentang inisiatif Amerika di bidang pencegahan strategis, termasuk penarikan sepihak Washington dari perjanjian Intermediate range Nuclear Force (INF) Agustus 2019 lalu. Amerika juga dianggap enggan untuk membahas pembaharuan New Strategic Arms Limitation Treaty (New START), yang akan berakhir pada awal 2021 kecuali jika diperpanjang.
Rusia juga berulang kali menyampaikan kekhawatiranya  tentang penyebaran komponen perisai rudal Amerika di Polandia dan Rumania, yang dikhawatirkan Moskow dapat dengan mudah dikonversi untuk menggunakan rudal jelajah berujung nuklir.
Pada tahun 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa doktrin nuklir Rusia melarang serangan nuklir preemptive, dan Moskow akan menggunakan senjata nuklirnya hanya sebagai respons terhadap agresi musuh.(Jejaktapak)
Share:
Komentar

Berita Terkini