Sedih, Guru Tega Usir Muridnya Karena Tak Bayar SPP dan Uang Seragam

armen
Senin, 09 Desember 2019 - 20:26
kali dibaca



Mediaapakabar.com- Faktor ekonomi keluarga yang tidak stabil, menyebabkan beberapa orang tua murid di Siak belum bisa membayar SPP serta uang seragam. Akibatnya, beberapa anak sekolah di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Kampung Jatibaru Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak, terpaksa menanggung malu karena disuruh pulang oleh gurunya. Malah, mereka tidak boleh mengambil nomor urut ujian di sekolahnya.

Awalnya anak-anak yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu didepan kelas disaksikan oleh teman-temannya. Bagi murid yang belum membayar SPP dan seragam sekolah disuruh pulang pihak sekolah. Mereka tidak ikut proses belajar mengajar.

Seperti dikatakan salah seorang murid AR. Ia mengaku sedih dan malu karena di hadapan teman-temannya ia disuruh pulang karena belum membayar uang sekolah. Sesampai di rumah dengan membawa rasa malu yang amat sangat, AR menceritakan kejadian yang menimpanya di sekolah kepada orang tuanya.

“Kami disuruh pulang guru karena belum membayar sebagian uang SPP dan baju seragam. Jumlahnya sekitar seratus ribuan. Saya malu karena kejadiannya di hadapan teman teman sekolah. Dan kami pun langsung pulang tanpa mengambil nomor ujian,” ujar AR.

Ia juga menceritakan, kejadian memalukan itu juga dialami temannya yang lain. Mereka disuruh pulang gara-gara belum bayar uang baju seragam. “Kemarin kata guru, kami yang belum lunas bayar SPP disuruh mencicil untuk melunasi sampai hari ini. Tapi setelah sebagian melunasi, kata guru lain lagi, kami disuruh bayar seragam baju, karena kami belum bisa bayar. Sama bu guru dipanggil satu per satu didepan kelas, lalu disuruh pulang,” jelasnya.

Sementara itu, Wali murid Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Sumarjan merasa kecewa dengan sikap guru yang terkesan arogan. Menurutnya, apa salahnya pihak sekolah berembuk terlebih dahulu bersama wali murid untuk mencarikan solusi, bukan malah sebaliknya, anak-anak disuruh pulang.

“Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Kami memang orang tak punya, tapi jangan seperti inilah, lebih baik kami orang tua dicaci maki dari pada anak kami diusir dari sekolah suruh pulang di depan teman-teman mereka,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Khairudin ketika dikonfirmasi melalui telpon selulernya membenarkan bahwa wali kelas menyuruh anak murid pulang. “Itu dilakukan sebagai gertak-gertak sambel supaya mereka melunasi, kerena sekolahan swasta itu hidupnya dari uang komite.

Sementara kadang anak-anak ini dikasih orang tua tuk bayar SPP tak sampai ke sekolah. Namun kalau ujian mereka tetap ikut, walaupun nanti akhirnya pakai surat perjanjian akan sanggup melunasi,” jelasnya.

Ketika ditanya, apakah tak ada cara lain selain mengusir anak-anak dari ruangan kelasnya di depan teman- temannya, ia mengaku hal ini sudah dari dulu dilakukan dan tak jadi masalah. “Selama ini dengan cara itulah kami lakukan, dan tak ada masalah. Tapi kalau itu salah akan kami perbaiki kedepan,” jelasnya. Kharudin akan melakukan mediasi kepada orang tuannya di sekolah untuk mencarikan solusi yang terbaik.

“Kami akan lakukan musyawarah dengan wali murid. Selama ini juga kami belum pernah mengeluarkan anak murid untuk tidak ikut ujian, semua itu pasti ada solusinya,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Lukman mengatakan, kejadian seperti itu seharusnya tidak terjadi, sebab sekolah seharusnya mengedepankan rasa nyaman kepada peserta didik serta keberlangsungan proses belajar mengajar.

“Kejadian seperti itu seharusnya tidak boleh terjadi, apalagi karena belum bayar SPP dan uang seragam sekolah. Nanti kita cek sejauh mana permasalahannya. Sanksi terakhir dan terberat jika memang persoalannya sekolah seperti itu bisa dicabut izinnya,” kata Lukman
Sumber : Topkota.com
Share:
Komentar

Berita Terkini