Golongan Darah O dan AB (Foto: 123rf) |
Mediaapakabar.com- Ada yang bilang pasangan golongan darah O dan
AB sulit punya anak? Benarkah rumor ini?
Korelasi Golongan Darah
dengan Kehamilan
Bagaimana Golongan Darah Mempengaruhi Kesuburan?
1. Tipe O dan Kualitas
Telur
2. Tipe O dan Respon Kekebalan Tubuh
3. Ketidakcocokan A-B-O
4. Faktor Rhesus
2. Tipe O dan Respon Kekebalan Tubuh
3. Ketidakcocokan A-B-O
4. Faktor Rhesus
Punya anak tentu jadi dambaan bagi beberapa pasangan. Bagi
sebagian pasangan bahkan mempunyai banyak rencana dan cara bagaimana bisa
mendapat momongan. Namun semangat menurun ketika dengar dengar kabar bahwa
pasangan golongan darah O dan AB sulit punya anak.
Kelompok
golongan darah dari sisi wanita bisa memengaruhi kemungkinan untuk hamil.
Mereka yang bergolongan darah O bisa saja kesulitan hamil. Kenapa? Karena
jumlah telur yang dihasilkan lebih rendah. Kondisi kualitas telur golongan
darah O juga terbilang lebih buruk dibanding kelompok golongan darah lainnya,
sedangkan mereka yang memiliki golongan darah A tampak lebih subur.
Lebih dari 560 wanita dengan usia rata-rata 35
tahun menjalani perawatan kesuburan di suatu lembaga penelitian. Lalu, sampel
darah mereka diambil untuk mengukur kadar hormon perangsang folikel (FSH), gunanya
sebagai tolak ukur kesuburan.
Kadar FSH yang lebih besar dari angka 10 menunjukkan bahwa
seorang wanita akan lebih sulit hamil dibanding wanita memiliki kadar di bawah
10. Kenapa demikian? Sebab, tingkat FSH yang tinggi menunjukkan bahwa cadangan ovarium
berkurang. Sehingga berpengaruh pada kualitas dan jumlah telur yang tersisa
untuk pembuahan.
Biasanya,
cadangan ovarium cenderung menurun secara signifikan ketika seorang wanita
mencapai usia pertengahan dan akhir 30-an dan lebih cepat pada awal 40-an.
Beberapa studi menemukan pula, bahwa wanita yang bergolongan darah O dua kali
lebih mungkin memiliki kadar FSH lebih besar dari 10 dibandingkan golongan
darah lainnya.
Sementara
itu, mereka yang memiliki golongan darah A secara signifikan lebih kecil kemungkinannya
memiliki kadar FSH lebih besar dari 10 dibandingkan mereka yang golongan darah
O.
Orang
dengan golongan darah A membawa antigen A, yang merupakan protein pada
permukaan sel, hanya saja hal ini tidak dimiliki pada orang dengan tipe
golongan darah O. Sehingga, golongan darah juga mempunyai kolerasi terhadap
kehamilan.
Untuk menjelaskan bagaimana hubungan golongan darah terhadap
kesuburan, berikut penjelasan mengenai pengaruh golongan darah O terhadap
kehamilan.
Sebuah
penelitian menemukan bahwa wanita berusia 30-an dengan golongan darah O yang
sedang dalam program hamil, dua kali lebih mungkin mengalami peningkatan kadar
FSH (follicle stimulating hormone) dibandingkan wanita dengan darah tipe A.
Walaupun memang peningkatan FSH hanyalah salah satu tanda terjadinya penurunan
kesehatan telur.
Beberapa
spesialis kandungan dan kebidanan yang berfokus pada kesehatan fertilitas
berspekulasi, bahwa tipe O memiliki reaksi kekebalan tidak seimbang yang dapat
mempengaruhi implantasi, terutama dalam perawatan bayi tabung. Reaksi kekebalan
ini bisa menjelaskan mengapa program bayi tabung jauh tidak memberikan hasil
yang baik pada wanita bergolongan darah O.
Walaupun
banyak pasangan punya golongan darah yang berbeda, tentunya sang istri tetap
berpeluang hamil. Ketidakcocokan bisa saja timbul, namun kasus ini
biasanya terjadi dalam jumlah kecil. Ketidakcocokan A-B-O terjadi ketika sang
ibu bergolongan darah O dan bayinya bergolongan darah A atau B (dari ayah).
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketidakcocokan A-B-O terjadi pada sekitar
20% kehamilan.
Faktor
Rh adalah salah satu subtipe golongan darah. Seseorang bisa Rh positif atau
negatif. Penyakit Rh pada bayi baru lahir dapat terjadi jika bayinya Rh positif
dan ibunya Rh negatif. Dalam kasus ini, sistem kekebalan ibu bereaksi dan
menularkan antibodi kepada bayi.
Kejadian
ini biasanya terjadi selama kehamilan kedua, yang mengarah pada anemia atau penyakit kuning.
Tes darah selama kehamilan sebenarnya dapat melihat apakah bayi berisiko.
Melakukan pengobatan preventif dengan imun globulin di awal kehamilan dapat
mencegah penyakit Rh yang berbahaya bagi janin.
Wanita Rh-negatif juga harus menerima perawatan setelah keguguran, kehamilan ektopik, atau aborsi yang diinduksi untuk
mencegah kemungkinan wanita tersebut mengembangkan antibodi yang akan menyerang
masa depan Rh bayi yang positif.
Namun,
menurut studi dan penelitian bahwa golongan darah hanyalah sebagai salah satu
aspek tanda kesuburan wanita. Mengenai pasangan golongan darah O dan AB sulit
punya anak pun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Sampai saat ini,
justru faktor usia yang masih menjadi tolak ukur terpenting dalam menilai
kesuburan, baik pria ataupun wanita.
Sumber : Klikdokter.com