Legenda Batu Guru Pangaloan di Danau Toba Samosir

armen
Sabtu, 07 Desember 2019 - 13:14
kali dibaca



Mediaapakabar.com-Batu Guru (nama asli Batu Garu) terdapat di dalam Danau Toba yang berjarak sekitar 70 meter dari tepi pantai Danau Toba di Harian Silulu, Dusun III Pangaloan, Kecamatan Nainggolan, Samosir..

Batu tersebut terdiri dari 2 batu kecil dan 1 batu besar. Legenda Batu Guru yang dijuluki sebagai simbol nyata filsafat suku Batak Toba Samosir "Dalihan Na Tolu" tampak bagaikan mengapung di kawasan pantai Danau Toba desa Pangaloan Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Batu besar yang di topang tiga buah batu dibawahnya memiliki usia ribuan tahun.

Batu Guru demikian objek wisata ini diberi nama, dimana Batu Guru memiliki sejarah yang cukup panjang perjalanannya yang mengisahkan kejayaan orang batak toba yang berdomisili di seputaran Kecamatan Nainggolan. Adapun kisah Legenda batu Guru yang menurut penuturan warga setempat adalah batu yang terjadi akibat suatu pertarungan antara Raja-Raja sehingga dari hasil pertarungan terjadilah dua buah batu besar yang bertikai, dimana salah satu batu berada di darat atas perkampungan dan satu lagi berada di daerah tepi pantai Danau Toba dengan ukuran yang cukup besar.

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, Batu yang terbang ke Danau Toba itulah yang sering berubah arah dan pindah tempat sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Akhirnya, karena sudah sangat mengganggu, maka untuk menghentikan batu agar diam di tempat, diadakanlah suatu kompetisi berupa adu kesaktian di antara masyarakat. Seseorang bernama Datu Parulas atau Datu Parultop yang katanya, sanggup melumpuhkan batu itu.

Ia pun mengadakan acara ritual untuk menghentikan batu. Semua persyaratan dan perlengkapan, Datu Parulas yang mengatur. Acara ritual pun berjalan dengan baik. Pada saat acara dilakukan, Datu Parulas melakukan komunikasi dengan batu, tetapi hadirin tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Setelah upacara selesai, batu diam di tempat hingga sekarang. Karena kemampuannya menghentikan batu agar diam di tempat, batu itu dinamakan Batu Guru Datu Parulas atau Datu Parultop.

Selain sejarah panjang perjalanan Legenda Batu Guru ini ditambah letaknya yang cukup menarik karena berada di Danau Toba juga terdapat keunikan yang cukup mengagumkan, hal ini kami lakukan sendiri penelitian dengan uraian sebagai berikut:

Batu Guru yang berada di tepi pantai Danau Toba memiliki ukuran berdiameter ± 50m dengan ketinggian dari permukaan air ± 5 m dan kedalam sekitar 3m.

Batu ini letaknya tidak mengena secara langsung ke dasar Danau melainkan di topang oleh tiga buah batu berukuran sedang sehingga dengan kekokohan ke tiga buah batu yang menopang Batu Guru tersebut, dipastikan kita dapat menyelam meyeberangi batu dari sisi ke sisi lain batu tersebut dan sesuai dengan beberapa filsafat orang batak, keberadaan serta susunan Batu Guru yang di topang oleh tiga buah batu berukuran sedang, diyakini bahwa Batu Guru menjadi Lambang Nyata Filsafat orang batak yang menyebutkan "Dalihan Na Tolu".

"Dalihan Na Tolu" yang terdiri dari:


Somba Mar Hula-hula
Manat Mardongan tubu
Elek Marboru





Perobahan cuaca yang tidak menentu tak juga mengobah letak batu tersebut, bahkan Gempa Sunami yang terjadi di daerah Aceh yang efeknya juga sangat kuat hingga ke daerah Samosir pada beberapa tahun silam juga tidak memiliki dampak atau pengaruh terhadap letak posisi  Legenda Batu Guru tersebut. 

Hingga saat ini, keberadaan Legenda Batu Guru menjadi salah satu Icon wisata paling terkenal dari Kecamatan Nainggolan ditambah beberapa tempat wisata lainnya yang tak kala menarik. Namun selain tempat wisata yang memiliki segundang sejarah ini, warga setempat juga masih memiliki keyakinan tersendiri terkait pelestarian budaya dimana hingga saat ini, kita masih dapat menemukan beberapa sesajian yang dibuat oleh warga setempat karena diyakini Batu Guru tersebut memiliki kekuatan spritual dalam budaya batak toba.

Dulu tempat ini (Batu Guru) menjadi tempat paling populer bagi kalangan pelajar yang berada di kawasan Kecamatan Nainggolan karena tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat berlibur bersama rekan-rekannya. Dengan potensi wisata yang cukup menjanjikan, warga setempat dan pengunjung yang berasal dari dalam atau luar daerah Samosir hanya berharap Pemerintah memberikan sentuhan Penataan kawasan wisata Batu Guru tersebut agar lebih layak dan lebih menarik untuk di kunjungi. Keberadaan situs Batu Guru ini akan menjadi salah satu potensi wisata yang memperkaya Objek Wisata di Kabupaten Samosir.

Sumber: Wartagas.com/ Berbagai Sumber


Share:
Komentar

Berita Terkini