Lawan Isu Negatif ,Peternak dan Penjual Daging Babi Kampanye Wisata Kuliner

armen
Senin, 02 Desember 2019 - 08:44
kali dibaca
Asosiasi Peternak Babi cabang Kabupaten Karo, menggelar wisata kuliner, di Jambur Lige, Jalan Mariam Ginting, Kabanjahe, Minggu (1/12/2019). Kegiatan ini digelar untuk menepis adanya isu virus babi dapat menular ke manusia.
Mediaapakabar.com-Lawan isu negative yang mengatakan bahwa babi sudah tidak aman untuk dikonsumsi. Asosiasi Peternak Babi Sumatera Utara, melalui cabang Kabupaten Karo, membuat kegiatan Wisata Kuliner di Kabanjahe, Minggu (1/12/2019).

Kegiatan ini, merupakan bentuk kampanye para peternak untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak terjebak di dalam isu-isu yang belum pasti.
"Ini berawal dari keresahan kitalah, karena kita tahu virus Hog Cholera ini tidak menular ke manusia. Sehingga kita buat kampanye ini, biar masyarakat merasa aman untuk mengonsumsinya," ujar salah satu peternak, Jeffry Pranata Barus, saat ditemui di Jambur Lige, Jalan Mariam Ginting, Kabanjahe.

Jeffry mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiatif dari para peternak yang merasa prihatin dengan adanya isu-isu ini.

Dirinya menyebutkan, isu yang berkembang ini sudah semakin meresahkan.dan beberapa waktu terakhir ini dampaknya sudah dirasakan. Tak hanya bagi peternak, hal yang sama juga dialami oleh seluruh pelaku bisnis lainnya.

"Kita tahu di sini banyak peternak, banyak yang menyekolahkan anaknya dari sini.
Selain itu, penjual daging potong dan rumah makan yang pakai daging babi juga terkena imbas.Makanya kami mau meluruskan isu yang tidak benar lewat acara ini," katanya.

Dirinya mengungkapkan, untuk menyelenggarakan kegiatan ini mereka dibantu oleh beberapa pihak lain.Seperti donatur untuk pengadaan ternak babi, dan juga didukung oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Karo.

Pria berbaju hitam ini menjelaskan, di acara tersebut dibagi menjadi dua kegiatan.
Yaitu lomba masak, dan makan.

Untuk peserta lomba masak sendiri, terdiri dari 15 tim yang datang dari berbagai daerah.

Sedangkan peserta lomba makan berkisar 50 peserta.
"Kami dibantu donatur untuk penyediaan babi, jadi peserta tinggal bawa alat masak saja.

Sebelum dipotong, babi yang ada juga diperiksa lebih dulu oleh dinas supaya memastikan babi yang dipotong ini aman dari penyakit," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jeffry mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk aksi sosial dari para peternak.
Pasalnya, mereka juga merasa prihatin dengan maraknya virus yang menyerang babi ini.

Terlebih, ditambah isu-isu yang merugikan banyak pihak."Karena selama ini sebelum ada hog cholera kita hanya menikmati untungnya saja, jadi sekarang kami mau bikin gerakan sosiallah," ucapnya.

Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan ini mereka dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat jika babi masih aman untuk dikonsumsi.
Terlebih, dengan hadirnya pihak dari dinas, mereka semakin dapat meyakinkan masyarakat.


Sumber  : Medan.Tribunnews.com
Share:
Komentar

Berita Terkini