Petikan video tarian ular yang dilakukan waria di Kota Padangsidimpuan pada kegiatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenang Kota Padangsidimpuan. (ANTARA/HO) |
Mediaapakabar.com-Kepala Kantor Kementerian Agama Kota padangsidimpuan, Saripuddin Siregar, akhirnya meminta maaf terkait sorotan tajam masyarakat terhadap atraksi tari ular yang dibawakan dua orang waria yang videonya viral di media sosial.
"Atas
nama pribadi dan institusi saya meminta maaf, karena telah mengabaikan norma
kesopanan dan kearifan yang kita junjung selama ini di Tabagsel, khususnya di
Kota Padangsidimpuan," ujarnya di Parangsidimpuan, Sabtu (21/12).
Saripuddin mengaku pada Jumat (20/12) Forum Aliansi Umat Islam Tabagsel, Forum Seniman, Dewan Kesenian Daerah, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya mendatangi dirinya untuk mengonfirmasi seputar video tari ular di acara Gebyar Prima, sebuah ajang unjuk prestasi siswa madrasah yang digelar usai pelaksanaan ujian serentak sekaligus dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Amal Bhakti (HAB) tahun 2019.Saripuddin Siregar mengatakan, pada pertemuan itu dia sudah menjelaskan bahwa Gebyar Prima digelar di lingkungan Siparau, Kelurahan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, bukan di dalam pondok pesantren.
Saripuddin mengaku pada Jumat (20/12) Forum Aliansi Umat Islam Tabagsel, Forum Seniman, Dewan Kesenian Daerah, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya mendatangi dirinya untuk mengonfirmasi seputar video tari ular di acara Gebyar Prima, sebuah ajang unjuk prestasi siswa madrasah yang digelar usai pelaksanaan ujian serentak sekaligus dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Amal Bhakti (HAB) tahun 2019.Saripuddin Siregar mengatakan, pada pertemuan itu dia sudah menjelaskan bahwa Gebyar Prima digelar di lingkungan Siparau, Kelurahan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, bukan di dalam pondok pesantren.
Agenda Gebyar
Prima sendiri adalah penampilan tari kreasi islami, komedi pembelajaran, vokal
solo religi, kreativitas media pembelajaran, cerita tentang tokoh-tokoh Islam,
rancang busana dan fashion show yang semuanya dikemas bernuansa islami
Adapun terkait
tari ular itu sendiri, menurut dia, sama sekali tidak pernah terjadwal di
rangkaian acara Gebyar Prima. Artinya, tidak direncanakan tetapi muncul di
tengah jalan. Tujuannya semata-mata untuk meramaikan acara.
Tetapi karena kelalaian panitia yang tidak mendetail mengkaji unsur-unsur negatif yang dapat ditimbulkannya, akhirnya tari ular yang diatraksikan oleh dua orang waria itu terlanjur dipertontonkan.
Tetapi karena kelalaian panitia yang tidak mendetail mengkaji unsur-unsur negatif yang dapat ditimbulkannya, akhirnya tari ular yang diatraksikan oleh dua orang waria itu terlanjur dipertontonkan.
"Sebagai
pimpinan saya bertanggung jawab atas kelalaian ini. Kami berjanji, ke depan
lebih teliti, selektif, dan berhati-hati agar kesalahan yang seperti ini tidak
terulang lagi," tegasnya. Terkait kritikan yang dilontarkan berbagai elemen
masyarakat, Kakan Kemenag Kota Padangsidimpuan ini mengucapkan ribuan
terimakasih. Karena ini menandakan bahwa institusi yang dipimpinnya benar-benar
diawasi dan disayangi umat.
"Dimohonkannya
juga agar perhatian dan kasih sayang dari segenap elemen masyarakat ini tetap
dipertahankan, sehingga lembaga yang khusus mengurusi umat beragama ini tetap
berada di jalur dan koridor yang benar," katanya.
Pada kesempatan itu ia berulang kali menyampaikan permohonan maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), para tokoh agama, adat, seniman dan budayawan, serta kepada seluruh elemen masyarakat.
Pada kesempatan itu ia berulang kali menyampaikan permohonan maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), para tokoh agama, adat, seniman dan budayawan, serta kepada seluruh elemen masyarakat.
"Tolong
bantu dan ingatkan kami. Apabila ada tindakan atau perlakuan yang salah, jangan
biarkan kami. Sebagai pelayan umat beragama, kami juga manusia biasa yang tidak
luput dari salah dan dosa," ujarnya.
Sumber : Antaranews.com