Mediaapakabar.com-Buntut dari digrebeknya pabrik pembuatan pil PCC atau Tramadol, Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai menempatkan petugasnya di beberapa lokasi. Toko-toko dan salah satu pasar obat terbesar di DKI kini menjadi perhatian untuk memutus mata rantai penjulan obat penenang tersebut.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, langkah itu diambil karena selama ini peredaran obat penenang pengganti narkotika itu semakin bebas dijual. Bahkan, jaringan ini semakin menjamur karena bermain di bawah tangan“Dimana dia drop. Kemana mereka jual atau edarkan dan siapa saja yang mengkonsumsi? Ini semua tertutup karena ini jaringan bawah tangan,” katanya, Minggu (1/12/2019).
Dikatakan Arman, PCC yang masuk ke Jakarta, selama ini dijual di toko-toko gelap dan perorangan. Obat ini dijual tidak dalam pengawasan, sehingga kita tak tahu bahan baku dan mutunya. “Apakah ini memang memenuhi persyaratan dari segi kesehatan dia higienis atau tidak kita tak tahu, “ujarnya.
Sejauh ini, sambung jenderal bintang dua ini, BNN telah mengantongi sindikat yang menjalani kegiatan serupa. Tim yang sudah mengintai, sebentar lagi akan mengungkap jaringan tersebut. “Kalau kita sudah temukan barang bukti kita sampaikan ini tindak pidana narkoba,” imbuhnya.
Pil PCC itu sendiri, kata Arman, seharusnya digunakan untuk obat penahan sakit dan sakit jantung. Dan diketahui, anak-anak muda saat ini terutama siswa SMP sampai SMA itu sangat banyak mengkonsumsi narkoba PCC ini. “Karena harga cukup terjangkau dan katanya cukup enak digunakan, makanya pil ini kerap di konsumsi,” ungkapnya.
Sumber : Poskotanews.com