Mendikbud: PAUD Jangan Hanya untuk Titip Anak

armen
Selasa, 19 November 2019 - 16:56
kali dibaca
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. ( Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso )
Mediaapakabar.com-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya penguatan karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Nadiem, sering sekali PAUD hanya menjadi titipan anak, padahal pendidikan usia dini penting untuk melatih anak belajar dari bermain.

“Konsep bermain dan belajar itulah yang sebenarnya membentuk murid-murid ini, mengenalkan cara berkolaborasi, cara menemukan kreativitas serta cinta sekolah, dan cinta belajar. Jadi yang penting itu bukan cepat ngitung, cepat nulis, cepat membaca.

Yang terpenting adalah kesenangan murid, berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas sekolah, bermain, berinteraksi sesama murid dan dia mengetahui bagaimana harus bersikap, dengan anak-anak lain, dan dengan orang dewasa,” terang Nadiem pada kegiatan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2019 dengan yang bertemakan; Memantapkan Peran Bunda PAUD Menuju PAUD Berkualitas” di Balai Kartini, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Nadiem Anwar Makarim menambahkan, orangtua harus membekali anak-anak dengan kemampuan beradaptasi mumpuni dan membekali dengan karakter, pengetahuan, serta keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.

“Sebagian dari kualitas itu telah tertanam di dalam masyarakat kita dan perlu terus kita pupuk, seperti semangat gotong royong dan toleransi. Sebagian lagi masih perlu kita tumbuhkan, seperti kemampuan berpikir kritis atau analytical thinking ,”ujar Nadiem Anwar Makarim.

Pendapat senada disampaikan Ibu Wakil Presiden, Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin. Dia mengatakan, pendidikan karakter sangat berperan penting sebagai fondasi tumbuh kembang anak. Untuk itu, ia mengajak para bunda PAUD untuk semakin berperan aktif dalam meningkatkan kualitas PAUD di Indonesia.

“Pendidikan karakter yang dilakukan saat anak usia dini akan menjadi landasan sebelum pendidikan kognitif lainnya diberikan. Pendidikan sejak dini sangat berbekas sampai anak memasuki usia dewasa. Dalam ajaran Islam, bayi yang baru lahir diazankan di telinga kanannya dan diiqomatkan di telinga kirinya. Hal ini untuk mengenalkan Tuhan kepadanya, itu pendidikan anak usia dini nol tahun,” ujar Wury Estu.

Pada kesempatan sama, Wury juga mengajak agar semua pihak mendukung penyelenggaraan PAUD di berbagai daerah demi menciptakan SDM unggul di Indonesia. Dia berharap pemerintah daerah (pemda) dapat melakukan intervensi untuk penguatan kebijakan PAUD yang berpusat pada anak, peningkatan kualitas PAUD usia 0-3 tahun dan 3-6 tahun melalui integrasi layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan anak.

Selain itu, untuk meningkatkan akses PAUD anak usia nol sampai dua tahun melalui kemitraan dengan pihak swasta melalui kelompok marjinal serta pengembangan kompetensi dan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.

Sebagai informasi, pembangunan karakter merupakan kebijakan prioritas pemerintah melalui agenda Nawacita dan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Sumber: Suara Pembaruan
Editor    : Armen
Share:
Komentar

Berita Terkini