Camat Siborong-borong Josua Situmeang bersama Uspika menerapkan budaya gotong-royong bersih-bersih (Dok) |
Camat Siborong-borong (SBB) Josua Situmeang salah satunya. Untuk memajukan Kecamatan Siborong-borong, dirinya memulai dari gerakan bersih-bersih, penertiban pedagang serta pengaturan parkir di pusat kota Siborong-borong.
" Siborong-borong itu merupakan pusat bisnis. Berarti harus tertib, rapi, bersih dan harus beraturan. Itu harus saya kerjakan agar siapa saja suka berbisnis di kota ini," ujar Josua Situmeang kepada mediaapakabar.com, Rabu (30/10) .
Kata Josua, contohnya, seseorang yang melintas untuk berkuliner dan mau belanja enggan berhenti karena parkiran tidak ada.
“Kenapa gak berhenti, Itu karena parkir sembarangan dan pedagang masih berjualan sesukanya aja disepanjang jalan kota Siborong-borong,” katanya.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, parkiran disepanjang jalan besar dan parkiran ditempat usaha. kita tertibkan.
Juga menertibkan setiap parkiran tukang becak dan angkutan umum didepan tugu ombus-ombus yang sering membuat macet.
Tidak cukup sampai disitu, juga menertibkan pedagang yang berjualan di setiap pintu masuk pasar. Serta pedagang daging babi yang sembarangan.
" Semua pedagang harus berjualan di dalam, tidak bisa diluar lagi," tegas Josua.
Untuk menjaga kebersihan, dia mengajak warga bersama Uspika Siborong-borong bergotong -royong membersihkan selokan dan parit yang berdampak menimbulkan banjir.
Menurutnya, budaya bersih harus diterapkan mulai dari sekarang. Agar setiap pedagang tidak sembarangan lagi membuang sampah.
Tujuannya, Siborong-borong itu sudah merupakan pusat bisnis. Berarti semua orang sudah datang ke siborong-borong.
Masa parkirnya tidak tertata, pasarnya buat macet dan kotor serta pedagangnya berjualan sembarangan. Orang pun jadi enggan datang untuk berbisnis.
" Semua harus kita konsep untuk kemajuan Siborong-borong," kata Josua.
Kemudian, dia juga berharap agar pengusaha yang beli tanah di Siborong-borong harus berani berinvestasi. Jangan membeli tanah, tapi dibiarkan.
Karena lahan yang dibiarkan itu membuat pertanian menurun. Artinya, alih pungsi lahan sudah berdampak pada perputaran perekonomian di SBB.
Gimana para pengusaha tadi mau berinvestasi. Mau membangun tempat usaha, hotel dan tempat wisata.
" Kita harus awali dari penataan dan pembenahan Siborong-borong yang terstruktur agar orang - orang mau berinvestasi," terangnya.
(Win)