![]() |
| doc.apkabar |
Mediaapakabar.com-Bagi orang Batak,tuak"Bagot"atau sering disebut tuak aren,enau,borta sesuai daerahnya menjadi minuman lokal yang nikmat dan menjanjikan.
Tuak Bagot ini juga tidak bisa lepas dari acara pesta adat Batak,disebut sebagai"Parsituak Natonggi".
Bahkan,di setiap pesta adat Batak selalu dihiasi dengan penjual tuak bagot yang dikemas dalam botol bir atau aqua.
Nikmat dan sangat nikmat warnanya putih dengan aroma yang menggiurkan.Diteguk segelas demi segelas sambil bernyanyi.
Dimanapun daerahnya, tuak bagot ini juga tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari bagi orang Batak.
Sepulang kerja dari ladang,lapo tuak menjadi persinggahan terakhir untuk melepas kelelahan sambil minum tuak.
Selain nikmat,tuak bagot juga sangat menjanjikan untuk masa depan.
Banyak yang sudah sukses dari tuak bagot.Sukses sebagai penjual tuak bagot dan sukses sebagai paragat (pemanjat pohon aren).
" Sudah delapan tahun saya sebagai paragat.Saya bisa sarjana dari tuak bagot,"ujar Frengki Pasaribu (24),Minggu (28/7/2019).
Dulunya saya belajar bagaimana cara maragat (mengolah pohon enau) agar rasa tuak bagot saya enak dinikmati dan disukai banyak orang.
" Saya sudah sukses,hingga saya buka lapo (kedai) tuak.Pelanggan saya banyak,"jelas Frengki yang saat ini memiliki 100 pohon enau.
Saya tidak malu jadi paragat,walau saya sudah sarjana.Karena menjanjikan untuk masa depan.
" Saudara saya juga bisa sekolah dan sarjana dari tuak bagot ini. Itu harus saya akui,"katanya.
Saat ini akui Frengki,sudah menanami pohon enau lagi.Semakin banyak pohon enau saya,akan semakin banyak nantinya rezeki saya.
" Harga tuak bagot saya jual Rp.2 ribu per gelasnya.Setiap harinya terjual sekitar 200 gelas,"rincinya. (Win)
