Peringati HAN, Anak Harus Punya Perlindungan Khusus

Anonim
Minggu, 21 Juli 2019 - 16:06
kali dibaca
Direktur Eksekutif Konsil LSM Indonesia, Misran Lubis .doc,apkabar
Mediaapakabar.com- Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam mendidik anak yang berbudi luhur. Sebab anak adalah emasnya orangtua. Dengan memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Presiden terpilih Jokowi mengatakan bahwa menuju generasi emas tahun 2045 diharapkan kekerasan dalam rumah tangga yang masih sangat tinggi, pernikahan usia anak dan kemiskinan sebagai akar persoalan utama kurang terpenuhinya hak-hak dan perlindungan anak harus segera ditangani dengan serius. 

Dikatakannya, semangat pembangunan SDM diletakkan pada prioritas pemenuhan mendasar hak anak. Jika dikaitkan dengan tema Hari Anak Nasional (HAN) 2019 “Peran Keluarga Dalam Perlindungan Anak” hal ini memberikan pesan kuat lingkungan keluarga dan lingkungan sosial adalah pondasi bagi tercapainya sumberdaya manusia Indonesia yang mumpuni, sehat, religi dan berkarakter. 

"Sebuah pesan optimisme mempersiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045, namun sekaligus mengingatkan kita akan situasi anak-anak hari ini yang masih menghadapi kompleksitas masalah didalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya,"katanya belum lama ini.

Dikatakannya, sangat diperlukan sebuah lompatan besar yang inovatif untuk pembangunan sumberdaya manusia, khususnya dalam pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan anak. Perubahan paradigma harus terjadi di birokrasi hingga level terbawah, dan secara umum perubahan paradigma juga harus di terjadi di komunitas masyarakat dan keluarga. 

"Anak-anak bukanlah objek dari kebijakan, bukan objek dari kehendak dan pikiran orang dewasa, namun anak-anak membutuhkan ruang berfikir, berpendapat, dan memilih yang terbaik untuk dirinya dan masa depannya. Perlu menciptakan ruang dialog, diskusi, dan komunikasi yang efektif antara orangtua dengan anak-anak. Tantangan yang mereka hadapi hari ini begitu kompleks dan global, maka diperlukan Model dan pendekatan-pendekatan kekininan bagi anak-anak milenial,"ujarnya.

Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan. Itu yang harus dijaga betul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, atau kematian bayi meningkat. 

"Tugas besar kita di situ!”. Masih dalah kontek pembangunan SDM, prioritas juga diberikan untuk pendidikan vokasi (ketrampilan) dan Lembaga-lembaga manajemen Talenta. SELAMAT HARI ANAK NASIONAL, DIRAGAHAYU ANAK INDONESIA," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Konsil LSM Indonesia, Misran Lubis mengatakan, sesuai pedoman pelaksanaan perlindungan anak, bahwa anak merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang memerlukan  perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh. Masa depan bangsa berada di tangan anak saat ini. Semakin baik kualitas anak saat ini maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Namun sebaliknya, apabila kualitas anak tersebut buruk maka akan buruk pula masa depan bangsa.

"Beberapa tantangan yang ada adalah adanya situasi yang tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun berbagai kebijakan, program dan kegiatan sudah dilaksanakan dengan berbasis hak anak di seluruh tingkatan wilayah, namun pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak masih belum sepenuhnya dapat dilakukan secara optimal,"ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut maka sangat diperlukan upaya perlindungan yang dapat menjamin sekaligus menjadi pegangan hidup anak agar mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang dan perpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.(ril/abi)
Share:
Komentar

Berita Terkini