IHSG Terkoreksi Melemah Tipis

Anonim
Rabu, 17 Juli 2019 - 21:56
kali dibaca
doc.apkabar
Mediaapakabar.com- Mayoritas saham di bursa Global hari ini terkoreksi dimana Dow Jones melemah tipis 0,086%, Hangseng turun 0,2%, Kuala Lumpur turun 0,69%, Nasdaq turun 0,42%, Kospi turun 0,91% dan Shanghai melemah 0,2%. Pelemahan ini disinyalir oleh ketidakpastian perekonomian global meningkat yang ditandai dengan masih simpang siurnya suku bunga The Fed serta pernurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di beberapa negara baik Singapura maupun  Malaysia. Mayoritas saham di bursa Global hari ini terkoreksi dimana Dow Jones melemah tipis 0,086%, Hangseng turun 0,2%, Kuala Lumpur turun 0,69%, Nasdaq turun 0,42%, Kospi turun 0,91% dan Shanghai melemah 0,2%. Pelemahan ini disinyalir oleh ketidakpastian perekonomian global meningkat yang ditandai dengan masih simpang siurnya suku bunga The Fed serta pernurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di beberapa negara baik Singapura maupun  Malaysia.

"IHSG juga melemah 7% di level 6.395 tekanan IHSG tak hanya berasal dari tekanan luar negeri namun lebih dominan oleh sentemen negatif terkait realisasi Pendapatan, Belanja dan pembiayaan APBN Semester I tahun 2019 dimana pada laporan kemenkeu Realisasi pendapatan negara hanya mencapai 41,5% atau Rp.898,9 triliun dari target pendapatan negara pada APBN 2019 sementara belanja negara mencapai 42% atau sebesar Rp.1.034,5 triliun sehingga tercatat adanya defisit APBN semester I 2019 mencapai 1,84% dari APBN 2019,"kata analis keuangan Sumut,Gunawan Benjamin, Rabu (17/7/2019).

Hal  ini tentunya memberikan sentimen negatif pagi pasar keuangan baik pasar uang maupun pasar modal dimana investor sebelumnya meyakini prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Namun realisasi APBN semester I memberikan stigma besar pasak dari pada tiang. Pendapatan yang bersumber dari pajak maupun penerimaan bukan pajak dan hibah tidak mampu menutupi belanja negara yang membengkak.

Meskipun begitu, nilai tukar Rupiah masih dapat bertahan di bawah level Rp.14.000/USD hal ini patut diapresiasi. saya kira kita masih memiliki peluang untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan, selain dari situasi ekonomi-politik dalam negeri yang sudah stabil juga ditopang oleh nilai tukar Rupiah yang membaik serta inflasi yang masih terkontrol.**

Share:
Komentar

Berita Terkini