Ekspor Alas Kaki Pun Kita Kalah Jauh dari Vietnam, Walau Naik 6,4 Persen

Admin
Jumat, 12 Juli 2019 - 09:11
kali dibaca
Ilustrasi
Mediaapakabar.com - Data Asosiasi Persepatuan Indonesia mencatat, dalam lima tahun terakhir rata-rata value ekspor alas kaki naik 6,4 persen.

Akan tetapi, jika dibanding dengan Vietnam masih kalah jauh.
Ekspor alas kaki Indonesia selama periode 1999–2018 tumbuh 8,47 persen. Sedangkan Vietnam tumbuh 15,96 persen.
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim Winyoto Gunawan mengatakan, sebagian besar produk alas kaki Indonesia yang masuk pasar ekspor merupakan yang bahan atasan (upper)-nya terbuat dari kulit.
“Kontribusinya 52 persen,” katanya, seperti yang dikutip dari Jawapos, Kamis (8/7).
Sementara di posisi kedua adalah sepatu berbahan tekstil yang kontribusinya mencapai 34 persen.
Winyoto mengatakan, ekspor alas kaki Indonesia masih didominasi industri-industri di kawasan Banten.
“Disusul Jatim, Jateng, dan Kepulauan Riau,” lanjutnya.
Setiap tahun ekspor alas kaki tanah air tumbuh. Namun, angkanya memang tidak besar.
Lebih lanjut, Winyoto menyebutkan, perang dagang AS dan Tiongkok pada 2018 membawa berkah bagi Vietnam.
Adidas, menurut dia, mengalihkan belanjanya dari Tiongkok ke Vietnam. Akibatnya, pertumbuhan industri alas kaki Vietnam meningkat pesat.
Winyoto menilai pemerintah perlu turun tangan agar bisa bersaing dengan Vietnam. Misalnya, memberikan insentif bagi industri alas kaki.
Selain untuk menggenjot pasar ekspor, insentif akan meningkatkan daya saing. Apalagi, tingkat produktivitas industri alas kaki di Jatim sedang turun.
“Sebanyak 65 persen kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung industri alas kaki kami masih impor,” jelasnya.
Sementara itu, industri komponen dan bahan tambahan industri alas kaki tidak berkembang. Misalnya, aksesori dan penyamakan kulit.
Selain mendorong industri bahan baku, menurut Winyoto, pemerintah perlu melakukan match antara industri alas kaki dan industri tekstil.
Salah satunya mendorong industri bahan baku skala UMKM jadi supplier industri di Pusat Logistik Berikat (PLB).
Selama ini kendala bagi pemasok bahan baku lokal adalah perizinan. Winyoto berharap pemerintah bisa mencarikan solusi. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini