Buruh Sawit Indofood
Mediaapakabar.com-Citi group membatalkan pendanaan terhadap perusahaan minyak kelapa sawit dan makanan raksasa Indofood (INDF:IJ) setelah perusahaan tersebut memutuskan untuk keluar dari skema sertifikasi minyak kelapa sawit terkemuka, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Anak perusahaan minyak kelapa sawit Indofood dikeluarkan dari RSPO setelah gagal mengatasi lebih dari 20 pelanggaran standar RSPO, serta 10 pelanggaran hukum perburuhan Indonesia.
Pembatalan pendanaan Citigroup untuk Indofood mencapai 140 juta USD dengan sumber dana terbesar kedua dari Western Bank. Namun, sejumlah bank besar Jepang, Indonesia dan Eropa, serta merek-merek besar seperti Pepsico, terus menjalankan bisnis dengan Indofood.
“Kami lega melihat Citigroup bisa menegakkan kebijakannya dan memutuskan hubungan dengan Indofood, karena perusahaan ini sudah terlalu lama melanggar hukum indonesia," kata Herwin Nasution Direktur OPPUK dalam siaran persnya Sabtu ( 29/6/2019).
Perusahaan makanan terbesar di Indonesia, Indofood memiliki kapitalisasi pasar sebesar 3,8 miliar USD dan merupakan perusahaan inti dari Grup Salim dengan bank lahan kelapa sawit terbesar kedua di Indonesia.
Investigasi terhadap perkebunan kelapa sawit yang dioperasikan oleh anak perusahaan Indofood dipicu oleh keluhan yang diajukan oleh Rainforest Action Network (RAN), International Rights Rights Forum (ILRF) dan lembaga perburuhan Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-Usaha Kerakyatan (OPPUK) terhadap perusahaan pada Oktober 2016.
" Beberapa investigasi RAN, OPPUK dan ILRF, serta RSPO dan badan akreditasinya, mengkonfirmasi adanya praktik perburuhan yang eksploitatif termasuk buruh tidak dibayar, buruh tidak tetap, diskriminasi gender dan kondisi kerja yang beracun," jelas Nasution.
Ia mengatakan Indofood telah membiarkan eksploitasi buruh sistemik terus berlangsung dengan tidak menghiraukan peringatan RSPO, bahkan setelah keluar dari RSPO intimidasi dan serangan terhadap serikat buruh independen justru meningkat.
Sementara itu bank-bank Jepang seperti SMBC Group, Mizuho Financial Group dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) adalah pemberi pinjaman terbesar Indofood setelah bank-bank Indonesia seperti Bank Mandiri dan Bank Central Asia.
Pada April 2019, 56 investor dengan nilai hampir mencapai 7.9 triliun USD aset yang dikelola, menyoroti dukungan mereka untuk RSPO dan menyerukan kepada semua perusahaan di seluruh rantai pasok minyak sawit, termasuk bank, untuk mengadopsi dan mengimplementasikan kebijakan Nol Deforestasi, Nol Gambut, dan Nol Eksploitasi (NDPE) yang tersedia untuk publik.
Baik Indofood maupun bank-bank Jepang tidak ada yang memenuhi persyaratan kebijakan NDPE tersebut.
Pada dua tahun terakhir, Indofood dan induk perusahaannya First Pacific telah kehilangan 15 mitra usaha dikarenakan praktek kontroversial Indofood. Ini termasuk Nestle, Musim Mas, Cargill, Fuji Oil, Hershey's, Kellogg's, General Mills, Unilever, dan Mars. RAN, ILRF, dan OPPUK akan terus meminta Indofood mengatasi pelanggaran perburuhan dan mengadopsi kebijakan komprehensif NDPE untuk dijalankan oleh Indofood, seluruh Grup Salim, dan semua pemasok pihak ketiga yang termasuk mitra usaha patungan PepsiCo dan mitra waralaba Yumi Brands.
Sementara pihak food dan anak perusahaannya, Indofood Agri Resources, telah diberi kesempatan untuk mengomentari pembatalan keuangan Citigroup, tetapi mereka menolak berkomentar.
(RELL/zoel)
Mediaapakabar.com-Citi group membatalkan pendanaan terhadap perusahaan minyak kelapa sawit dan makanan raksasa Indofood (INDF:IJ) setelah perusahaan tersebut memutuskan untuk keluar dari skema sertifikasi minyak kelapa sawit terkemuka, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Anak perusahaan minyak kelapa sawit Indofood dikeluarkan dari RSPO setelah gagal mengatasi lebih dari 20 pelanggaran standar RSPO, serta 10 pelanggaran hukum perburuhan Indonesia.
Pembatalan pendanaan Citigroup untuk Indofood mencapai 140 juta USD dengan sumber dana terbesar kedua dari Western Bank. Namun, sejumlah bank besar Jepang, Indonesia dan Eropa, serta merek-merek besar seperti Pepsico, terus menjalankan bisnis dengan Indofood.
“Kami lega melihat Citigroup bisa menegakkan kebijakannya dan memutuskan hubungan dengan Indofood, karena perusahaan ini sudah terlalu lama melanggar hukum indonesia," kata Herwin Nasution Direktur OPPUK dalam siaran persnya Sabtu ( 29/6/2019).
Perusahaan makanan terbesar di Indonesia, Indofood memiliki kapitalisasi pasar sebesar 3,8 miliar USD dan merupakan perusahaan inti dari Grup Salim dengan bank lahan kelapa sawit terbesar kedua di Indonesia.
Investigasi terhadap perkebunan kelapa sawit yang dioperasikan oleh anak perusahaan Indofood dipicu oleh keluhan yang diajukan oleh Rainforest Action Network (RAN), International Rights Rights Forum (ILRF) dan lembaga perburuhan Organisasi Penguatan dan Pengembangan Usaha-Usaha Kerakyatan (OPPUK) terhadap perusahaan pada Oktober 2016.
" Beberapa investigasi RAN, OPPUK dan ILRF, serta RSPO dan badan akreditasinya, mengkonfirmasi adanya praktik perburuhan yang eksploitatif termasuk buruh tidak dibayar, buruh tidak tetap, diskriminasi gender dan kondisi kerja yang beracun," jelas Nasution.
Ia mengatakan Indofood telah membiarkan eksploitasi buruh sistemik terus berlangsung dengan tidak menghiraukan peringatan RSPO, bahkan setelah keluar dari RSPO intimidasi dan serangan terhadap serikat buruh independen justru meningkat.
Sementara itu bank-bank Jepang seperti SMBC Group, Mizuho Financial Group dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) adalah pemberi pinjaman terbesar Indofood setelah bank-bank Indonesia seperti Bank Mandiri dan Bank Central Asia.
Pada April 2019, 56 investor dengan nilai hampir mencapai 7.9 triliun USD aset yang dikelola, menyoroti dukungan mereka untuk RSPO dan menyerukan kepada semua perusahaan di seluruh rantai pasok minyak sawit, termasuk bank, untuk mengadopsi dan mengimplementasikan kebijakan Nol Deforestasi, Nol Gambut, dan Nol Eksploitasi (NDPE) yang tersedia untuk publik.
Baik Indofood maupun bank-bank Jepang tidak ada yang memenuhi persyaratan kebijakan NDPE tersebut.
Pada dua tahun terakhir, Indofood dan induk perusahaannya First Pacific telah kehilangan 15 mitra usaha dikarenakan praktek kontroversial Indofood. Ini termasuk Nestle, Musim Mas, Cargill, Fuji Oil, Hershey's, Kellogg's, General Mills, Unilever, dan Mars. RAN, ILRF, dan OPPUK akan terus meminta Indofood mengatasi pelanggaran perburuhan dan mengadopsi kebijakan komprehensif NDPE untuk dijalankan oleh Indofood, seluruh Grup Salim, dan semua pemasok pihak ketiga yang termasuk mitra usaha patungan PepsiCo dan mitra waralaba Yumi Brands.
Sementara pihak food dan anak perusahaannya, Indofood Agri Resources, telah diberi kesempatan untuk mengomentari pembatalan keuangan Citigroup, tetapi mereka menolak berkomentar.
(RELL/zoel)