Ekspor Perdana Pertanian Dilepas Wagubsu

Media Apakabar.com
Rabu, 27 Maret 2019 - 23:43
kali dibaca
Ekspor Perdana Pertanian Dilepas Wagubsu
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah melepas ekspor kopi sebesar 819,36 ton dan sejumlah komoditas pertanian lainnya. Pelepasan ini dilakukan di lokasi pabrik PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri, Jl.Kompos No.110-A KM.12 Desa Pujimulyo, Kec.Sunggal, Kab.Deli Serdang. Selasa (26/3). 
Mediaapakabar.com-Wagubsu Musa Rajekshah melepas secara resmi ekspor komoditas pertanian di PT Sari Makmur Tunggal Mandiri di Jalan Kompos No 110 A Km 12 Desa Puji Mulyo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumut Selasa sore (26/3/2019).

Kali ini melalui PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Sumut mengekspor komoditas pertanian sebanyak 4.730,6 ton yang bernilai Rp116,43 miliar.

Berdasarkan data Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, ekspor pada 26 Maret 2019 ini terdiri dari ; 819,36 ton biji kopi, 170 ton kelapa parut, 270 ton gambir, 443,52 karet lempengan, 100 ton kayu manis. 234,81 ton lidi, 1736,4 ton minyak sawit, 913 ton pinang biji, 43,52 ton teh dan 148,95 ton kayu oak putih.

Negara tujuan ekspor juga beragam yakni Jepang, Kanada, Belgia, Meksiko, Amerika Serikat, Taiwan, Inggris, Cina, Jerman, Australia Singapura, Spanyol, Mesir dan juga negara Afrika serta Amerika Selatan.

Acara pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi dan pengguntingan pita oleh Musa Rajekshah bersama dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Sumarjo Gatot Irianto.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Ali Jamil, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Bambang Haryanto dan beberapa eksportir Sumut serta pejabat-pejabat terkait.

Hadir juga Kepada Dinas Perkebunan Pemprov Sumut,  Herawati, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AIKI) Sumut, Saidul Alam dan pengusaha-pengusaha eksportir muda Sumut.

Dalam kesempatan tersebut, Wagubsu berharap kegiatan ekspor tidak hanya menguntungkan bagi eksportir, tetapi juga petani karena selama ini menurut pengamatannya beberapa petani malah tidak terlalu berdampak walau ekspornya tinggi.

" Kita tentu bisa berbangga karena ekspor dari Sumatera Utara berjalan dengan baik. Kali ini kita akan melepas komoditas pertanian, sebelumnya Gubernur, Pak Edy melepas kol di Tanah Karo. Saya juga sebelum ini melepas ekspor sarang burung wallet di Bandara Internasional Kualanamu. Jadi ini yang ketiga, itu prestasi yang sangat luar biasa."

Begitu pun, menurut Wagub Sumut, ada hal yang perlu diperhatikan, khususnya untuk petani. Sebab beberapa petani sudah mengeluhkan harga komoditas mereka.

" Saya kemarin ke kebun dan setelah salat subuh saya berbincang dengan pengumpul lidi. Dia tidak mengumpulkan lidi lagi karena harganya tidak masuk lagi. Padahal kalau saya lihat di data ekspor lidi cukup bagus. Jadi, saya berpikir ini di mana salahnya, mungkin ini karena mereka menjual ke tengkulak atau semacamnya."

Oleh karena itulah, lanjut dia, petani perlu diberi informasi mengenai harga komoditas mereka saat diekspor. Sehingga mereka tidak dipermainkan oleh tengkulak, dan mereka juga bisa diajari untuk memenuhi standar ekspor. “Ini perlu kita perhatikan khususnya dinas-dinas di Pemerintah Sumut, nanti kita akan cari solusinya bersama-sama."

Sedangkan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian RI, Sumarjo Gatot Irianto menekankan agar ekspor dari Sumatera Utara harus meningkat satu level lagi karena selama ini kita lebih sering mengekspor bahan-bahan mentah dan setengah jadi. Dia ingin kedepannya dinaikkan ke ekspor bahan olahan.

" Karena harganya akan lebih tinggi lagi nantinya. Selain itu, agar lebih banyak melakukan pelatihan kepada pengusaha eksportir muda agar nanti eksportir kita lebih banyak lagi karena bila pelaku lebih banyak harga akan makin baik."

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian RI, Ali Jamil memperkenalkan aplikasi yang diberi nama imace, aplikasi yang update secara real time yang menyediakan data ekspor komoditas pertandian.

Aplikasi ini diberikan kepada Wakil Gubernur Sumut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian RI. Menurut keterangannya, aplikasi ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan Pemerintah Sumut dalam mengambil kebijakan soal komoditas tanaman pangan.  (joel)

Share:
Komentar

Berita Terkini