Penyidik KPK Babak Belur Dipukuli Saat Mau OTT Gubernur Papua, Rencana Pun Gagal

Admin
Senin, 04 Februari 2019 - 07:30
kali dibaca
Ilustrasi
Mediaapakabar.com - Rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Papua, Lukas Enembe, gagal.

Penyidik KPK dipukul saat melakukan pengintaian terhadap aktivitas Gubernur Papua dan sejumlah pejabat di Hotel Borobudur, Jakarta.

Akibat pemukulan itu, dua penyidik KPK babak belur. Wajahnya sobek, hidung patah. Mereka terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

KPK telah melaporkan dugaan penganiayaan terhadap dua petugas KPK yang sedang melaksanakan tugas itu ke polisi.

“Dari proses pelaporan tadi, disampaikan bahwa kasus ini aka ditangani Jatantras Krimum Polda Metro Jaya,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah lewat keterangan tertulisanya, Jakarta,seperti yang dilansir Pojoksatu.id Minggu (3/2/2019).

Febri menuturkan, kejadian penganiayaan itu dilakukan menjelang tengah malam kemarin, Sabtu, 2 Februari 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta.

“Saat itu Pegawai KPK ditugaskan untuk melakukan pengecekan di lapangan terhadap informasi masyarakat tentang adanya indikasi korupsi,” tuturnya.

Dua pegawai KPK yang bertugas tersebut, lebih lanjut Febri mengatakan, mendapat tindakan yang tidak pantas dan dianiaya hingga menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh. Meskipun telah diperlihatkan identitas KPK namun pemukulan tetap dilakukan terhadap pegawai KPK.

Untuk memastikan kondisi dan kesehatan pegawai ucap Febri, KPK telah membawa mereka ke Rumat Sakit (RS) untuk dilakukan visum.

”Sekarang tim sedang dirawat dan segera akan dilakukan operasi. Karena ada retak pada hidung dan luka sobekan pada wajah,” ujarnya.

Febri menyampaikan, penganiayaan terhadap pertugas yang sedang menjalankan tugasnya itu tidak dibenarkan.

“Sehingga kami memandang penganiayaan yang dilakukan terhadap dua pegawai KPK dan perampasan barang-barang yang ada pada pegawai tersebut merupakan tindakan serangan terhadap penegak hukum yang sedang menjalankan tugas,” imbuhnya.

Selanjutnya, Febri menyampaikan, KPK berkoordinasi dengan Polda dan berharap setelah laporan ini agar segera memproses pelaku penganiayaan tersebut. Agar hal yang sama tidak terjadi pada penegak hukum lain yang bertugas, baik KPK, Kejaksaan ataupun Polri.

Klaim Bahas RAPBD

Sementara itu, Ketua Dewan Perawakilan Rakyat Papua (DPRP) Yunus Wonda membenarkan kejadian itu. Menurutnya, insiden dini hari di Hotel Borobudur terjadi karena pihaknya merasa tidak nyaman dintai dan difoto-foto oleh orang yang ternyata penyidik KPK.

Menurut dia, rombongannya langsung menghampiri dua penyidik KPK itu dan menanyakan soal keperluan memotret rombongannya.

Penyidik KPK, lanjut Yunus, berulang kali memotret Gubernur Papua Lukas Enembe saat selesai melakukan pertemuan dengan pihak Kemendagri untuk membahas RAPBD. Karena jadwalnya harus dikonsultasikan lebih dulu.

“Acara sudah selesai dan kami akan pulang. Tapi di loby hotel kami lihat kok ada orang foto-foto terus dan kami curiga, jadi langsung kami pegang orang itu dan tanya,” kata Yunus sebagaimana dilansir dari Cepos Online (JawaPos grup).

Setelah diperiksa, ternyata betul. Dalam percakapan WhatsApp pria tersebut, terdapat foto dan keterangan yang langsung dikirim ke pimpinannya.

“Pak Gubernur juga melihat isi WhatsApp-nya dan ada sebutan Lukas (Lukas Enembe), YW (Yunus Wonda) dan aktivitas yang kami lakukan. Saat itu juga Pak Gubernur perintahkan bawa ke polisi. Itu terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari,” beber Yunus. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini