 |
| Pernikahan Prof Benny Pinontoan dan Vivi Layadi. (Facebook Prof Winda) |
Prof Winda menyebut, wanita yang dinikahi Prof Benny bernama Vivi Layadi. Kata dia, janda tiga anak tersebut merupakan selingkuhan Prof Benny selama kurang lebih 5 tahun.
Prof Winda mengaku diceraikan oleh Prof Benny karena Dekan FMIPA Unsrat itu ingin menikahi janda cantik Vivi Layadi. Sang professor menikah tepat di hari kasih sayang Valentine, 14 Februari 2019.
Prof Benny Pinontoan dan Vivi Layadi. (Facebook Prof Winda)
Prof Winda pun seperti yang dilansir Pojoksatu.id, menyampaikan selamat menempuh hidup baru buat pasangan Prof Benny Pinontoan dan Vivi Layadi.
Ia membeberkan kronologi pertemuan mantan suaminya itu dengan pelakor yang kini menjadi istri barunya.
Ia menyebut bahwa pertemuan Prof Benny dengan Vivi Layadi terjadi sejak tahun 2014 lalu. Saat itu, Vivi meminta Prof Beny untuk menjadi guru les private anaknya di rumah.
“Akhirnya perselingkuhan yang saya curigai sejak 2014 terbukti hari ini. Modus minta suami memberikan les matematika di rumah ternyata ibunya yang ingin diberi les membatik,” tulis pemilik akun Winda Mercedes Mingkid di postingan Facebook.
Prof Benny Pinontoan menikah dengan Vivi Layadi. (Facebook Prof Winda)
Prof Winda menyebut kedua anaknya harus kehilangan ayah lantaran sang ayah menikah lagi dengan perempuan lain.
“Kersty Putri Pinontoan dan Harumi Despanya Gianielle Pinontoan harus kehilangan ayah. Kasihan,” tambahnya.
Sontak kolam komentar pun banjir lewat dukungan moril terhadap Prof Winda. Bahkan tak sedikit yang mencibir pernikahan Prof Benny dengan Vivi Layadi.
Melihat posisi Prof Benny yang merupakan pimpinan Fakultas, netizen menilai keputusan tersebut seharusnya tidak menjadi contoh untuk para anak didik.
Prof Benny Pinontoan menikah dengan Vivi Layadi. (Facebook Prof Winda)
Hingga Sabtu, 16 Februari 2019, postingan Prof Winda telah dibagikan 3,5 ribu kali dan dikomentari 1,9 ribu pengguna Facebook.
“Di atas se les matematika, di bawah om se les telematika pa pelakor,” komentar Zusi Cici Jacob.
“Klo sa Rektor Unsrat, sa kluarkan Prof sprti ini dri Universitas yg sa pimpim. Ngak pantas seorang Prof melakukan hal sperti ini. Mencontohkan hal yg tdk bgus bgi generasi mudah,” tulis Rhey Tiwa. (AS)
.jpeg)
