Diikuti 138 Peserta, Kasum TNI Buka Rakorops

Media Apakabar.com
Selasa, 12 Februari 2019 - 20:05
kali dibaca
Diikuti 138 Peserta, Kasum TNI Buka Rakorops
Doc: apakabar
Mediaapakabar.com-Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Mayjen Joni Supriyanto membuka Rapat Koordinasi Bidang Operasi (Rakorops) TNI Tahun 2019 yang diikuti 138 peserta. 

Dengan tema Melalui Rakorops TNI Kita Mantapkan Kesiapsiagaan Operasional Guna Menyukseskan Pemilu Tahun 2019 dan Pencapaian Tugas Pokok TNI”, di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur Selasa (12/2/2019). 

Kasum menyampaikan bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, secara eksplisit tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 

“ Tugas pokok TNI ini dilaksanakan melalui Operasi Militer Perang (OMPdan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas ini, diperlukan kesiapsiagaan semua unsur-unsur TNI melalui pembinaan operasi dan latihan." 

Kasum juga mengatakan bahwa menyikapi dinamika perkembangan situasi global saat ini. Dimana meningkatnya jumlah penduduk, terjadinya revolusi industri, permasalahan dibidang pangan, energi, penyalahgunaan narkoba, aksi terorisme, kejahatan lintas negara serta terjadinya perubahan iklim dunia. 

Menurut dia keberadaan instrument chemical, biological, radiological, nuclear and explosives telah berkembang menjadi potensi ancaman nyata bagi sebagian besar negara di dunia. Karena sifatnya  sangat destruktif untuk jangka yang relatif panjang.  

Di sisi lain, Mayjen TNI Joni Supriyanto mengatakan bahwa perkembangan kondisi sosial budaya saat ini sudah cukup mengkhawatirkan antara lain dengan merebaknya peredaran narkoba, konflik berlatar belakang SARA, kejahatan siber serta maraknya kasus ujaran kebencian dan hoax yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat serta berpotensi menjadi konflik sosial. (*/zih)

Share:
Komentar

Berita Terkini