Pertumbuhan Kredit Perbankan Sumut 7,09 Persen

Media Apakabar.com
Jumat, 25 Januari 2019 - 19:19
kali dibaca
Kepala OJK KR 5 Sumbagut, Yusup Ansori pada pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Medan. (abi)
Mediaapakabar.com-Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional (OJK KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mencatat pertumbuhan kredit perbankan di Provinsi Sumut mencapai 7,09 persen dengan komposisi kredit produktif sebesar 43,82 persen. 

Kepala OJK KR 5 Sumbagut, Yusup Ansori mengatakan, dalam rangka penguatan sektor ekonomi produktif,  Sumut masih menempati urutan teratas, disusul oleh Provinsi Riau, Sumbar, Kepri dan Aceh. 

"Tentunya, fokus pada UMKM masih sasaran utama sebagai bagian pembinaan dan pengaturan pengawasan yang kami terapkan sehingga realisasinya di akhir 2018 mampu menempatkan Sumut pada posisi teratas secara nominal dengan capaian Rp49 triliun disusul oleh Riau, Sumbar, Aceh, dan Kepri," katanya pada pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Medan, Jumat (25/1/2019).

Dikatakan, walau secara persentase terhadap total kredit yang disalurkan, posisi Sumut masih cukup tertinggal (22,4%) dibandingkan dengan Sumbar, Riau dan Aceh yang masing-masing menyalurkan lebih dari 30 persen total kreditnya pada UMKM.

"Untuk penetrasi kredit bank umum konvensional masih relatif baik dan disalurkan dalam kerangka kehati-hatian, sebagaimana tercermin dari rasio perbandingan penyaluran dana terhadap penghimpunan dana sebesar 98,99 persen dan komposisi kredit dan pembiayaan tidak sehat sebesar 2,4 persen," ujarnya.

Tentunya keseluruhan ini didukung oleh kekuatan permodalan bank yang baik. Berdasar catatan, rata-rata rasio permodalan bank pusat di regional 5 mencapai 22,97 persen atau melewati ambang batas.  

Minimal rasio yang dibutuhkan oleh setiap bank disesuaikan dengan tingkat resiko yang melekat dalam operasionalnya.

"Sementara, dari sisi entitas lembaga jasa keuangan fokus pada pembiayaan usaha mikro dan kecil (BPR), meskipun tata kelola pemberian kredit masih menjadi Pekerjaan Rumah yang perlu diselesaikan (NPL 8,23%)," imbuhnya.

Namun pihaknya melihat peran intermediasi BPR juga masih terlaksana dengan baik sebagaimana tercermin dari rasio intermediasi (LDR) sebesar 93,48 persen.

"Dalam rangka meningkatkan dukungan terhadap program pemerintah, tahun ini kami telah meminta perbankan untuk memasang target penyaluran kredit dan pembiayaan di sektor Perumahan, Pariwisata dan Industri Berorientasi Ekspor dengan target pemenuhan 90 persen," pungkasnya. (abi)

Share:
Komentar

Berita Terkini