Kajian Soal Perokok Yang Terus Meningkat

Media Apakabar.com
Jumat, 16 November 2018 - 13:35
kali dibaca
foto: Ist 
Mediaapakabar.com-Jumlah perokok mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kesadaran akan bahaya rokok di negara maju, Namun sebaliknya terjadi peningkatan jumlah perokok di negara berkembang. 

Berkaitan dengan itu, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan menggelar kajian Survey Prevalensi Perokok di Kota Medan.

Merokok merupakan salah satu penyebab urama kematian dan kecacatan dini yang dapat dicegah, dan masalah kesehatan masyarakat saat ini. 

Demikian Wali Kota Medan Dzulmi Eldin diwakili Sekretaris Balitbang Kota Medan Siti Maharani Hasibuan dalam acara Seminar Akhir Survei Prevelensi Perokok di Kota Medan di Hotel Grand Antares Jalan Sisingamangaraja Medan pada Kamis (15/11/2018).

Dikatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi, menempati posisi no 5 di dunia dalam hal jumlah perokok terbanyak. 

Prevalensi perokok meningkat selama kurun waktu dari 1995 - 2013 pada pria dan wanita di semua kelompok umur. Sementara itu banyak penyakit bersumber dari rokok.

"Berbagai penyakit disebabkan kebiasaan merokok telah terdokumentasikan dengan baik. Penyakit tersebut, paru - paru, saluran pernafasan kronik, kardiovaskuler, ginjal, kanker tenggorokan, lambung, kandung kemih, mulut rahim dan sumsum tulang. Paparan asap rokok juga dapat menyebabkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi," ujar Sekretaris Balitbang. 

Sambung Maharani, tidak hanya merugikan perokok aktif itu sendiri tetapi juga merugikan perokok pasif. Perokok pasif merupakan orang yang tidak terimbas langsung dari racun yang dikeluarkan rokok.  

Selanjutnya, dalam pemaparan Juanita selaku tim peneliti USU, prevalensi merokok setiap harinya di Kota Medan lebih tinggi dari angka nasional 2016. 

Prevalensi merokok setiap hari pada pria, tambah juanita, lebih rendah dari angka nasional, sedangkan pada wanita lebih tinggi.   

"Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan sikap responden tentang rokok serta bahaya merokok sudah baik, namun belum diikuti dengan perilaku sehat, yaitu untuk tidak merokok," jelas Juanita. (dani)
Share:
Komentar

Berita Terkini