foto: apakabar/daniel |
Ironisnya lagi, bak sampah itu selain dipinggir jalan arteri yang padat, juga berdampingan dengan Halte (pemberhentian bus/angkot).
" Sudah lama ini bak sampahnya bang, memang masyarakat selalu membuang sampah di situ," kata Ucok Marudut (40-an) saat ditemui mediaapakabar.com di lokasi tersebut pada Minggu (30/09/2018) petang.
Ia mengatakan, pihak lurah setempat sudah pernah melarang warga untuk tidak membuang sampah lagi di situ. Tapi, warga tak menghiraukan.
" Dulu bak sampah ini dipindahkan ke dalam, warga keberatan, karena aroma sampah yang menyengat," ucapnya.
Selain itu, lanjut Ucok, seharusnya bak sampah tersebut berada di dalam pajak (pasar) Sei Sekambing, yang hanya beberapa meter saja.
foto: apakabar/daniel |
" Memang halte ini baru satu tahun dibangun pihak Pemko Medan. Gak tahu kenapa tepat di sini," ungkapnya.
Menurut dia, dengan adanya bak sampah dinas kebersihan itu, keberadaan halte jadi berubah fungsi. Sehingga yang seharusnya untuk menunggu angkot atau bus, kini tak ada satu pun orang yang singgah.
" Macam mana orang mau nunggu angkot di sini bang, sampahnya abang tengoklah, kan penuh. Apalagi aroma yang dikeluarkannya, bikin pusing lah bang," tukasnya.
Masyarakat berharap instansi terkait bisa mengatasi persoalan tersebut. Artinya, fenomena yang selama ini menjadi sorotan tajam soal kemacatan, salah satu penyebab adanya bak sampah diletakkan di pinggir jalan. (joel)