Lokasi kejadian saat Marni meregang nyawa, tewas di toko obat tempatnya bekerja. Foto: Tribun Medan |
Ada yang menyebut, Marni tewas karena diduga dibunuh. Adapula yang menyebut bahwa perempuan asal Nias ini tewas karena tersengat listrik.
"Korban ini meninggal karena sakit. Jadi kalau ada yang bilang dia tersengat listrik ataupun dibunuh, itu tidak benar. Ngawur itu," kata Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Parlaungan Hutagaol, Sabtu (30/6).
Melansir Tribun Medan, Parlaungan mengatakan, memang hasil autopsi Marni belum keluar. Namun, dirinya berani menyatakan bahwa korban meninggal karena sakit lantaran tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Tanda-tanda seperti orang kesetrum juga tidak ada. Jadi kalau ada yang bilang begini, begitu, itu kan anggapan warga saja. Korban meninggal diduga kuat karena sakit," katanya.
Jenazah Marni ditemukan di dalam toko tempatnya bekerja pada Kamis (28/6) lalu. Pemilik toko bernama Sofian, yang juga majikan Marni menduga pegawainya itu tewas karena tersengat listrik.
Namun, dari hasil pemeriksaan polisi, tidak ada ditemukan tanda-tanda layaknya orang kesetrum. Bahkan, salah satu petugas yang memeriksa jenazah Marni sempat melihat cairan kekuningan keluar dari hidung korban.
Inilah yang disinyalir menjadi rujukan polisi menyatakan Marni tewas karena asam lambung. (AS)