Wisatawan Mancanegara Waswas ke Danau Toba Usai Kapal Tenggelam, 184 Penumpang Hilang

Admin
Sabtu, 23 Juni 2018 - 10:44
kali dibaca
Wisatawan asing kunjungi Samosir di wilayah Danau Toba. Foto: Kompas.com
Mediaapakabar.com Pasca Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, Senin lalu, sejumlah wisatawan mancanegara mendatangi Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Jumat (22/6/2018) tengah hari.

Mereka secara cermat memerhatikan aktivitas dan standar layanan pelabuhan.
Melansir Tribun Medan, Daniel Hug (59), wisatawan asal Swiss mengaku, sengaja datang melihat seperti apa kondisi di pelabuhan, serta tempat-tempat vital lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pariwisata.
Menurutnya, standar kemananan dan keselamatan di negara mereka berbeda dengan yang dilihatnya di Samosir.
Ia juga meyampaikan, duka mendalam atas peritiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun, yang berlayar dari Pelabuhan Simanindo menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.  
Sebagai wisatawan, ia mengecam kinerja instansi terkait atau stakeholder bersangkutan yang tidak ada sikronisasi.
Atas kejadian tersebut, ia berasumsi tidak ada aturan ketat, yang menyebabkan ratusan nyawa hilang.
"Kita sangat menyayangkan kejadian itu. Berdasar kejadian ini kita dapat melihat, aturan tidak berjalan secara baik. Di daerah kami ini tidak akan terjadi seperti itu, karena peraturan tentang air sangat ketat," kata turis, yang melakukan kunjungan gereja-gereja Katolik di Samosir.
Daniel mengaku, takut melihat aktivitas di atas danau. Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah berbenah.
Sementata itu, Pastor Dr Herman Nainggolan, yang mendampingi para turis, mengkritik pemerintah, termasuk lembaga-lembaga penyelenggara pariwisata.
Minta Doa 
Kepala Basarnas Marsdya TNI M Syaugi mengajak Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih ikut dalam proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang hilang. Syaugi ingin memperlihatkan, Basarnas serius melakukan pencarian.
"Kedalaman Danau Toba kita perhatikan, memang melebihi 600 meter. Sehingga alat Multibeam Side Scan Sonar tidak bisa lagi menjangkau," kata Syaugi, kemarin.
Syaugi juga kembali mengingatkan, sesuai prosedur selama tujuh hari, Basarnas akan melakukan pencarian sesuai SOP.
Tapi, kalau dalam tujuh hari belum korban hilang belum ditemukan, akan ditambah tiga hari lagi. Setelah 10 hari, apabila belum ditemukan juga, akan di lihat kemungkinan yang ada yang dilakukan.
"Apabila masih memungkinkan kita akan tambah hari proses pencarian. Karena ini tugas kemanusiaan memakai hati. Ini saudara-saudara kita semua. Jadi, kita harus tetap all out untuk mencari korban-korban. Pokoknya kalau ada informasi kita akan sigap. Karena manusia kan juga perlu istirahat, alat juga demikian," ujarnya.
Basarnas bersama tim gabungan masih mencari 184 korban KM Sinar Bangun yang hilang di Danau Toba. Sampai saat ini, keberadaan bangkai kapal pun belum diketahui. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini