Sihar Prihatin Tragedi Bom di Surabaya

Media Apakabar.com
Minggu, 13 Mei 2018 - 19:33
kali dibaca
Calon wakil gubernur Sumatera Utara, Sihar Sitorus merangkul warga di Kabupaten Batubara, dalam kunjungan kampanye belum lama ini.  
Mediaapakabar.com--Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara Sihar Sitorus turut berduka dan mengutuk keras atas tragedi ledakan bom di sejumlah gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.

Diketahui, tiga gereja di Kota Surabaya menjadi sasaran teror. Yakni, Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna. Gereja yang tengah dipenuhi para jemaat menjadi sasaran pelaku teror dengan cara meledakan bom. Ledakan bom ketiga gereja itu terjadi berselang lima menit, dengan Gereja Santa Maria Tak Bercela ledakan pertama pukul 07.30 WIB.

Tragedi tak manusiawi itu menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan lainnya. “Saya atas nama pribadi dan keluarga, mengucapkan turut berbelasungkawa atas tragedi ledakan bom di gereja di Surabaya. Kita berduka,” tutur Sihar di Medan.

 Sihar mengatakan, tragedi tersebut tak hanya membuat keluarga para korban kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Menurutnya, peristiwa berdarah tersebut tak dapat ditolerir. Sebab, tak satu pun agama di muka bumi ini yang menghalalkan membunuh orang-orang yang tak berdosa. Apalagi dengan cara bom bunuh diri di tempat ibadah itu. “Tragedi ini sungguh sangat tidak manusiawi. Sedih lihat kondisinya. Ini bukan duka bagi keluarga para korban saja, ini duka kita semua, duka Indonesia,” ujar pendamping Cagub Sumut, Djarot Saiful Hidayat itu.

Pasangan calon (Paslon) yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu pun mengajak masyarakat Sumatera Utara untuk menjaga keamanan dan memperkuat persatuan, agar keberagaman provinsi ini tetap terjaga. 

“Mari sama-sama kita menjaga keamanan Sumatera Utara. Pluralisme di Sumut ini menjadi identitas kita, karena konsep keragaman dengan saling menghormati antara individu dan individu, kelompok dengan kelompok masyrakat, masyarakat yang berbeda, berbeda suku, agama, budaya, dan sumber daya, merupakan kekayaan Sumatera Utara. Jadi tidak alasan, membuat perbedaan sebagai jarak pemisah,” pungkas pria berkacamata itu. (bcl comm)
Share:
Komentar

Berita Terkini