Orangtua Yusuf Rangkuti Tak Percaya Putranya Terlibat Aksi Teror Bom Surabaya

Admin
Kamis, 17 Mei 2018 - 10:58
kali dibaca
Yusuf Rangkuti sopir ojek online saat diamanankan tim Densus 88 di Medan
Mediaapakabar.com - Zulfahri Rangkuti, orangtua M Yusuf Rangkuti (28) yang diamankan Tim Densus 88 sekira pukul 19.00 WIB, Selasa (15/5/2018) kemarin tak yakin jika anaknya terkait aksi terorisme.

“Saya tidak percaya Yusuf terlibat dalam kelompok teroris. Apalagi terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya,” kata Zulfahri saat ditemui awak media di rumahnya Jalan Pukat I Gang Sekolah, Kelurahan Banten, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Rabu (16/5/2018).

Zulfahri menyebutkan, bahwa anaknya merupakan dikenal baik. Sehari-hari, Yusuf bekerja sebagai tukang ojek online seperti yang dilansir Pojoksumut.com.

Setiap pagi berangkat dan siang pulang. Lalu, sore biasa berangkat lagi hingga malam hari. “Yusuf tidak pernah berbuat aneh selama di rumah,” ucapnya.

Zulfahri sempat terkejut saat petugas kepolisian datang ke rumah membawa Yusuf. Seluruh rumah digeledah, buku dan alquran juga dibawa petugas. “Kami terkejut saat petugas datang membawa Yusuf dan mengeledah rumah,” ucap Zulfahri.

Yusuf yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, diamankan saat di persimpangan Jalan Sei Sikambing Sekip, Medan. Dia tengah menunggu orderan penumpang.

“Selama ini kita tidak tahu apa kegiatannya di luar rumah. Apalagi katanya gabung sama kelompok tertentu. Mana tahu kita dia ada ikut aliran tertentu atau tidak,” terang Zulfahri .

Ia menuturkan, tidak pernah melihat gelagat aneh atau teman-teman pengajiannya datang ke rumah. “Tadi malam Yusuf datang ke rumah dibawa Polisi. Mereka sempat mengucapkan salam meminta izin untuk masuk. Mereka bilang ada mau mencari barang di rumah kami,” kata Zulfahri.

Lebih lanjut Zulfahri menjelaskan, bahwa anak ketiganya itu tidak ada terlibat jaringan teroris seperti yang diberitakan. Menurutnya Yusuf anak yang baik-baik di rumah dan baru kali ini dilakukan penangkapan terhadap dirinya.

“Harapan kita kalau bisa Yusuf dilepaskanlah. Karena kami pun orang susah, aku cuma kerja tukang becak dayung, yang biasa mangkal di terminal Pancing depan Polsek. Anakku banyak bisa kasih makan sehari-hari saja sudah syukur,” ucapnya.

Terpisah, Ibu Yusuf, Zahriana mengatakan anak ketiganya tersebut baru sekitar 15 hari terakhir mengikuti salah satu pengajian yang tidak ia ketahui dimana keberadaannya. “Paling ada 15 hari dia mengikuti pengajian,” kata Zahriana.

Ia menceritakan, menurut mualimah atau ustadzah tempatnya mengaji, Yusuf harus cepat ditarik dari pengajian yang diikutinya. Jangan lama-lama lagi karena bisa berbahaya tentang pemahaman agama yang diterimanya.

“Tarik anakmu itu, jangan disitu mengaji. Jangan lama-lana lagi,” ucap Zahriana menirukan perkataan mualimahnya.

Ditanya dimana alamat tempat pengajian Yusuf berada, Zahriana tidak mengetahui dimana tempat pengajian anaknya tersebut karena anak ketiganya itu juga tidak pernah mau terbuka.

Untuk diketahui, informasi yang beredar dari grup WhatsApp Medan, Yusuf diamankan tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama dengan Direktorat Intelkam Polda Sumut sekira pukul 14.30 WIB, kemarin.

Selanjutnya, dilakukan penggeledahan di rumahnya pukul 19.00 WIB yang ditempati bersama orangtua dan keluarganya. Dari penggeledahan tersebut, diamankan dua alquran besar dan kecil kaset CD dan buku notes warna merah berisikan fotocopy KTP.

Namun begitu, sayangnya hingga kini belum ada keterangan resmi terkait penangkapan tersebut. Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja, hanya membenarkan penangkapan yang dilakukan. Namun, itu pun penangkapan di Tanjung Balai.

Ketika ditanya soal penangkapan yang ada di Kota Medan dan Deli Serdang, dia tidak menjawab. “Iya benar, dari Mabes Polri dan dibantu oleh Polda Sumut,” kata Tatan, Rabu (16/5/2018) dini hari. (AS) 
Share:
Komentar

Berita Terkini