Pusat Perbelanjaan di Kota Medan Diserbu Pengemis, Ini Solusi yang Ditawarkan

Admin
Jumat, 27 April 2018 - 19:18
kali dibaca
Pengemis di skycross Plaza Medan Fair. Foto: Tribun-Medan.com

Mediaapakabar.com - Pengamat Sosial yang juga seorang Dosen USU, Agus Suriadi mengatakan, fenomena gelandangan dan pengemis terjadi di seluruh kota di dunia.

Yang menjadi persoalannya adalah, bagaimana assesmen yang dilakukan untuk menghentikan agar tindakan itu tidak mewabah.

"Kota Medan sudah memiliki regulasi mengenai hal ini, tapi kenapa ini masih belum selesai? Itulah, kita harus bisa berantas dari hulu," ujarnya.

Persoalan gepeng ini menurutnya sudah menjadi sebuah komoditi dalam konteks ekonomi. Karena itu perlu diberantas termasuk kelompok yang memobilitasi.

Tidak hanya itu saja, ia mengatakan, kerja sama pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan. Terlebih jika ini menyangkut lapangan pekerjaan.

"Kalau terkait dengan masalah lapangan pekerjaan, maka ini tanggung jawab bersama. Bukan hanya pemerintah kota saja, tapi juga bisa kerjasama dengan provinsi lainnya. Selain itu, peraturan harus ditegakkan dengan baik. Sosialisasi kepada masyarakat agar mereka tidak lagi bersedekah kepada para pengemis," katanya.

Sementara Ketua DPRD Kota Medan Henry Jhon seperti yang dilansir Tribun-Medan.com, mengatakan, terkait dengan penyelesaian persoalan gelandangan dan pengemis DPRD Kota Medan siap melakukan pembahasan penganggaran untuk itu.

"Saya berharap Dinas Sosial bisa menyusun program kegiatan dan mengusulkan anggaran terkait dengan program pengentasan gepeng. Dan memasukkannya sebagai salah satu bagian dari upaya pengentasan kemiskinan di Kota Medan pada KUAPPAS 2019," katanya.

Rena, seorang mahasiswa yang kerap mengunjungi pusat perbelanjaan Plaza Medan Fair, mengeluhkan keberadaan pengemis yang kerap mangkal di jembatan penyebrangan menuju mall tersebut. Tidak hanya sekadar menghalangi jalan, pengemis juga tak jarang memaksa pengunjung yang hendak memasuki tempat itu.

"Terganggu lah. Bagaimana tidak? Kadang kita buru-buru tidak terlalu memperhatikan ke bawah, ternyata ada mereka sedang duduk di sudut. Kadang nggak sengaja terinjak. Sudah begitu nggak tahu siapa yang harus disalahkan," ujarnya, Kamis (26/4/2018).

Ia cukup heran dengan keberadaan pengemis di pusat perbelanjaan yang cukup besar di Kota Medan itu. Padahal sebelumnya, katanya, sudah sering dilakukan penertiban.

"Sebenarnya kasihan, tapi mau bagaimana mengganggu juga kan. Heran juga, sering ditertibkan tapi muncul lagi. Nggak cuma di sini aja, kadang di tempat makan. Kita yang makan pun tak tenang," katanya lagi.
Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Sosial Kota Medan Endar Lubis saat dimintai konfirmasi melalui sambungan telefon mengatakan, pihaknya sejauh ini selalu melakukan penertiban. Itu menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap harinya.
"Untuk masalah gepeng ini kita selalu lakukan penertiban. Kalau ada laporan saya selalu perintahkan anggota yang juga dibantu oleh Satpol PP. Ini saya juga minta anggota cek ke pusat perbelanjaan," ujarnya.
Ia menuturkan, sejauh ini Dinas Sosial sudah melaksanakan program dengan baik. Mereka yang tidak memiliki keluarga akan dibina dalam panti rehabilitasi, sedang mereka yang masih memiliki keluarga akan dipulangkan. Mengenai mereka yang kembali lagi mengemis, menurut Endar sudah menjadi kerusakan mental.

"Kita hanya bisa lakukan rehabilitasi, sampai rehabilitasinya over. Kitapun tidak tahu solusi lain seperti apa. Ini memang mentalnya yang sudah rusak, membuat ngemis ini menjadi lapangan pekerjaan. Lagi pula, tidak ada hukum yang menindak lanjuti kasus ini," serunya.

Ia berharap kedepan bisa terjalin bentuk kerja sama yang baik dari segala jajaran yang terkait. Sejauh ini koordinasi sudah dilakukan, tapi belum ada solusi yang dihasilkan.

"Urusan ini bukan hanya tugas Dinas Sosial. Memang, dinsos di sini sebagai leading sector, tapi harus ada kerjasama yang komprehensif dari berbagai jajaran. Misal, yang sudah berkali-kali ditangkap bisalah dilaporkan ke polisi, diberikan tindakan. Kalau tidak, bisa begini terus lah berulang-ulang," katanya.

Menyambut Ramadhan ini diperkirakan akan banyak bermunculkan pengemis. Dinas Sosial akan gencar melakukan rajia. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk jangan memberikan uang kepada pengemis.

"Solusi yang pas, kita himbau masyarakat untuk tidak memberikan uang. Biarlah pengemis itu diurus pemerintah. Yang penting masyarakat jangan sampai berikan apapu. Kalau ingin bersedekah, berikanlah kepada lembaga yang memang membutuhkan," katanya.

Ia yang sekarang berada di Yogyakarta mengatakan, secepatnya akan melakukan rapat koordinasi yang mengundang stakeholder terkait dengan orang sakit jiwa yang berkeliaran di jalanan. (AS/Mediaapakabar.com)

Share:
Komentar

Berita Terkini