Mediaapakabar.com-- Program penguatan ekonomi perempuan melalui model alternatif livelihood peternakan puyuh bagi korban erupsi Gunung Sinabung, Karo.
Direlokasi di kawasan Siosar pada 2015 oleh Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) atas dukungan Yayasan Dompet Dhuafa, melatih 25 perempuan tentang cara menetaskan telur puyuh pada Rabu (28/02/2018).
Ismail Marzuki, program manager kegiatan menjelaskan, dengan pelatih Rudi Candra tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 25 perempuan dalam Kelompok Meriah Ukur.
Secara swadaya dan berkelanjutan dapat menghasilkan day old quail (DOQ) atau bibit puyuh jenis Cortuix Japonica atau puyuh Jepang.
“ Target PKPA, nantinya, seluruh anggota kelompok Meriah Ukur, tidak lagi membeli bibit puyuh, tapi mereka dapat menetaskan sendiri, bahkan nantinya kita harapkan mereka menjual bibit puyuh di pasaran” ujar Ismail.
Untuk itu, tambah Ismail, program PKPA dengan dukungan dana dari Yayasan Dompet Dhuafa telah menghibahkan mesin tetas telur puyuh dengan kapasitas 200 butir sebanyak lima unit kepada Kelompok Meriah Ukur.
Rudi Candra, yang merupakan pengusaha puyuh di Deli Serdang, menambahkan, mesin tetas telur puyuh tersebut sesuai untuk pemula.
Karena jika PKPA menghibahkan mesin dengan kapasitas lebih besar, maka faktor resiko kegagalan nantinya dapat menghambat kemajuan usaha tersebut.
“ Mesin ini memang kapasitasnya kecil, tapi ini cocok untuk pengusaha pemula, apalagi mesinnya secara otomatis berputar sendiri sehingga telur secara merata dapat dipanasi, jadi mereka tidak terlalu repot mengurus penetasannya,” jelas Rudi Candra.
Di akhir perbincangan, Ismail Marzuki, berharap bahwa program yang telah mereka lakukan sembilan bulan tersebut dapat menjadi percontohan alternatif penguatan ekonomi ini bagi pengungsi Gunung Sinabung yang telah direlokasi. (rel)
