![]() |
| Foto: Richard Vanes Pakpahan |
Richard disebut-sebut
memergoki pria itu mencuri di rumah orangtuanya, Jalan Lintas Sumatera,
Tanjungmorawa, Deliserdang, Selasa (14/11/2017).
Awalnya,
Richard, yang mengalami luka di leher dibawa ke Rumah Sakit GL Tobing
Tanjungmorawa. Namun, pihak GL Tobing merujuk Richard ke Rumah Sakit
Pirngadi Medan.
Nyawa remaja tersebut pun tidak tertolong. Ia meninggal dunia sekitar pukul 20.30 WIB akibat luka bacok pada bagian leher.
Menurut
dokter jaga UGD seperti yang dilansir Tribun Medan, yang menangani
Richard, dr Triase, kondisi korban sudah kejang‑kejang saat tiba di RS
Pirngadi. Tim dokter langsung melakukan penanganan awal.
"Kondisi korban memang sudah sekarat. Kita lakukan pompa jantung manual, tapi nyawanya tak tertolong," ujar Triase.
Setelah dinyatakan meninggal, pihak keluarga membawa jenazah Richard pulang menggunakan ambulans RS GL Tobing.
Pembacokan
terhadap Richard diperkirakan terjadi pukul 18.00 WIB. "Kaus warna
merah itu, punya pelaku Pak, begitu juga topi yang tertinggal di ruang
tengah. Saya tadi di dapur saat pembacokan itu," ujar Ibu Richard, Boru
Sitorus, saat ditanya dua penyidik berpakaian preman di rumah
tetangganya.
Setelah itu, penyidik, yang mengenakan kemeja putih membawa Boru Sitorus ke rumahnya.
Ia bersama seorang warga diinterogasi tiga penyidik di ruang tamu. Beberapa penyidik lainnya berdiri di pelataran rumah.
Mereka
berdiskusi sambil meletakkan berbagai barang, seperti tas milik korban
di di atas meja. Sedangkan, pagar rumah dan pintu masuk sudah diberi
garis polisi.
Sebelumnya, Boru Sitorus
menceritakan, saat terjadi pembacokan, ia sedang memasak di dapur. Ia
berlari ke ruang tamu, saat mendengar suara gaduh.
Kala itu, J Pakpahan, suami Boru Sitorus, tidak di rumah. Pakpahan masih mengajar di sekolah swasta di Batangkuis.
Namun,
Boru Sitorus belum sempat menyebutkan identitas pembunuh anaknya,
karena Refles Pakpahan, putra ketiganya meratap histeris. Ia terlihat
berupaya memenangkan anak ketiganya, yang masih duduk di bangku Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
Setelah itu, petugas
kepolisian langsung memintanya untuk memberi keterangan terkait
pembunuhan itu. Apalagi, dari pemeriksaan sementara, enggak ada barang
berharga atau uang yang hilang dari rumah tersebut.
Suara Cekcok
Tribun
Medan, yang kebetulan melintas di Jalan Lintas Sumatera, tidak jauh
dari pintu Tol Tanjungmorawa‑Medan, mendengar suara gaduh.
Setelah
membuka kaca mobil, terdengar para warga, yang berdiri di pinggir
jalan, meneriakkan ada perampokan disertai pembunuhan di rumah warga.
Beberapa
petugas kepolisian langsung masuk ke tempat kejadian perkara (TKP)
untuk mencari bukti‑bukti pelanggaran hukum. Menurut warga, keluarga
Richard belum lama tinggal di rumah tersebut.
"Mereka
baru satu bulan tinggal di sini. Kami tidak begitu kenal, karena mereka
orang baru di sini. Tapi, sempat tadi ada keributan. Terdengar suara
teriak‑teriak dari dalam rumah," ujar perempuan menggunakan kaus putih,
yang menolak menyebut identitasnya.
"Jangan
tulis nama aku. Nanti payah, soalnya aku juga tidak tahu pasti
kejadiannya bagaimana. Tapi, pelaku itu agak hitam (sawo matang).
Kabarnya, lari enggak pakai baju dan naik becak," katanya melajutnya
perbincaraan.
Ia mengungkapkan, Pakpahan
merupakan guru di Yapim Batangkuis. Perempuan tersebut menambahkan,
Pakpahan dan Boru Sitorus punya tiga orang anak.
Saban hari, Boru Sitorus berjualan jajanan anak‑anak dan mi di teras rumah mereka.
Ia menduga, pelaku pembunuhan masih ada hubungan kekerabatan dengan keluarga Richard.
"Kurasa
masih ada hubungan kekerabatan, karena kayak bertamu biasa. Sempat juga
dibuatkan kopi. Jadi, kabarnya mau mencuri di kamar, namun kepergok
sehingga dibacoknya Richard itu," ujarnya.(USL)
