Ketua Larispa Indonesia, M Rizal Hasibuan pada saat jumpa pers
disela-sela kegiatan up grading sekaligus buka puasa bersama dan santunan kepada anak yatim di Hotel Putra Mulia Medan
|
Ketua Larispa Indonesia, M Rizal Hasibuan, mengatakan saat ini Larispa Indonesia memiliki rantangan ke depan dalam jasa pendidikan layanan konsultasi pendidikan yang setiap tahun mengalami perubahan. Standar pendidikan khususnya pada 2018 sudah melakukan penilaian dengan melakukan perubahan akreditasi yang menggunakan tujuh kriteria menjadi sembilan kriteria.
"Untuk itu up grading yang dilakukan kepada 10 orang angota komunitas dan 20 karyawan l, diharapkan akan memberikan layanan kepada tujuh perwakilan Larispa Indonesia yang ada di Jakarta, Makassar, Balikpapan, Aceh, Nias, Padang, Pekanbaru dan Jambi," kata Rizal disela-sela kegiatan up grading sekaligus buka puasa bersama dan santunan kepada anak yatim di Hotel Putra Mulia, Jumat (31/5/2019)sore.
Rizal menambahkan, Larispa sudah membantu sekitar 283 kampus berstandar nasional baik. Di 2020 pihaknya berharap bisa membantu mencapai standar nasional unggul hingga menjadi ungul A.
Larispa juga lanjut Rizal, sudah melakukan penambahan kuota yang saat ini fokus di Pulau Sulawesi, dan perwakilan juga terbentuk di Jayapura, Papua. Bahkan, kata Rizal, pihaknya sudah mendampingi beberapa kampus untuk izin program studi atau kampus baru.
"Namun kita masih ada kesulitan jangkauan seperti di Papua, pertama standar kehidupan di sana masih rendah dan kita dipersulit lagi dengan biaya transportasi yang mahal. Jadi ada beberapa klien yang minta program pendampingan dari Larispa namun belum bisa kita berikan," ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya alasan belum bisa memberikan pendampingan karena pihaknya tidak lagi di subsidi oleh pemerintah dan NJU internasional. Sehingga dibebankan sebagian biaya kepada klien."
Di sana kehidupannya masih rendah untuk itu belum bisa mereka penuhi ditambah lagi dengan biaya trasportasi dari perwakilan Larispa Makassar ke Jayapura itu biayanya masih mahal perlu biaya yang besar," ujarnya.
Rizal mengakui, ada juga kendala diakibatkan perekonomian yang semakin terpuruk. Larispa melihat para kliennya yang mengalami kesulitan di dua tahun terakhir. Di tambah kebijakan pemerintah tidak konsisten berkaitan dengan kebijakan Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri serta pengaruh ekonomi dengan ditutupnya beberapa kampus di sejumlah daerah, pungkasnya.
(abi)