Bahaya Kanker Darah atau Leukimia yang Renggut Nyawa Ani Yudhoyono, Berikut Pencegahannya

Admin
Minggu, 02 Juni 2019 - 10:06
kali dibaca
Ani Yudhoyono, istri Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, meninggal dunia karena menderita leukimia. Ani Yudhoyono meninggal Sabtu (1/6/2019) pukul 11:50 waktu Singapura. Foto: Instagram
Mediaapakabar.com - Leukimia atau kanker darah termasuk penyakit yang mematikan. Apa ciri atau gejala leukimia dan bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.

Ani Yudhoyono meninggal dunia di National University Hospital (NUH) Singapura, Sabtu (1/6/2019) pukul 11:50 waktu setempat.

Ani Yudhoyono menderita leukemia turunan dari kanker darah dan telah dirawat di RS Universitas Nasional Singapura sejak 4 bulan lalu.


Ani Yudhoyono sudah 4 bulan ini dirawat di National University Hospital (NUH) Singapura karena leukemia turunan dari kanker darah.

Sejak pertengahan Mei lalu, Ani Yudhoyono sempat dikabarkan membaik karena sudah diizinkan keluar dari kamar di Rumah Sakit.

Namun, istri Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut dikabarkan tak sadarkan diri sejak Jumat (31/5/2019) pagi.

Leukimia telah merenggut nyawa mantan ibu negara dua periode tersebut.

Apa gejala atau ciri leukimia?

Apakah obat leukimia dan mungkinkan untuk disembuhkan?

Kanker darah atau leukimia termasuk penyakit yang mematikan, terutama pasien yang terkena stadium tinggi.

Berikut ini adalah artikel tentang leukimia atau kanker darah yang Wartakotalive.com, kutip dari situs doktersehat.com.

Apa kanker darah atau leukimia?
Kanker darah atau penyakit leukemia adalah kondisi di mana tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari normal sehingga mengganggu fungsi tubuh dalam melawan infeksi.

Apa itu leukemia?

Pengertian penyakit leukemia adalah penyakit yang berkembang dari kelebihan produksi sel darah putih yang belum matang.

Seberapa bahaya penyakit leukemia?

Penyakit leukemia menjadi berbahaya karena jumlah sel darah putih yang sangat banyak dalam aliran darah dan sumsum tulang bisa membuat sel-sel darah lainnya terganggu proses pembuatannya.

Akibatnya, sel-sel darah putih dan sel darah lainnya tidak mampu berfungsi sebagaimana seharusnya.

Perlu diketahui, orang-orang pengidap penyakit leukemia rentan terhadap memar, perdarahan, dan infeksi.

Penyakit leukemia adalah penyakit yang serius. Maka siapa pun harus waspada terhadap penyakit leukemia ini.

Karena penumpukan sel darah putih terjadi di aliran darah, sel abnormal tersebut juga dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, limfa, paru-paru, ginjal, bahkan hingga ke otak dan tulang belakang.

Penyebab Leukemia

Pengertian leukemia dan apa itu leukemia sudah Anda ketahui. Sementara penyebab leukemia belum diketahui secara pasti.

Penyebab penyakit leukemia adalah dari faktor internal maupun faktor eksternal tubuh.

Penyebab leukemia secara internal adalah dari kelainan kromosom, paparan polusi, paparan radiasi, dan merokok adalah beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko.

Selain itu, perubahan lain dalam sel darah putih akibat faktor gen dan lingkungan juga diperkirakan turut menjadi penyebab leukemia.

Sementara faktor eksternal penyebab leukemia adalah termasuk paparan radiasi, polusi, atau zat kimia tertentu yang berbahaya.

Biasakan untuk menjalani gaya hidup sehat dan kurangi merokok agar tidak meningkatkan risiko leukemia.

Gejala Leukemia adalah Hal yang Perlu Diperhatikan

Penyakit ini tidak memberikan gejala leukemia yang khas pada tahap awal. Ketika timbul, berikut ini gejala leukemia yang dapat muncul:

Anemia dan gejala yang terkait, seperti kelelahan, pucat di bibir, pucat di konjungtiva mata bisa menjadi salah satu tanda gejala leukemia.

Kecenderungan untuk memar atau mudah berdarah, termasuk perdarahan dari gusi dan hidung, atau darah dalam tinja atau urine bisa menjadi salah satu gejala leukemia.

Selain itu, gejala leukemia adalah kerentanan terhadap infeksi seperti sakit tenggorokan atau pneumonia bronkial, yang bisa disertai dengan sakit kepala, demam ringan, sariawan, atau ruam kulit.

Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di tenggorokan, ketiak, atau selangkangan.
Kehilangan nafsu makan dan berat badan juga merupakan salah satu gejala leukemia.

Ketidaknyamanan di bawah tulang rusuk kiri bawah (yang disebabkan oleh limpa bengkak).

Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi dapat mengakibatkan masalah penglihatan karena perdarahan retina, telinga berdenging (tinnitus), perubahan status mental, ereksi berkepanjangan (priapismus), stroke, ataupun kejang karena perdarahan di otak.

Jika beberapa gejala leukemia ini muncul, maka siapa pun harus waspada.

Penanganan Leukemia

Ada hal-hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu penderita leukemia mengelola efek samping.

Jika dokter telah memberikan instruksi atau obat leukemia untuk mengobati gejala-gejala ini, patuhi obat-obatannya.

Secara umum, kebiasaan untuk mengonsumsi menu sehat seperti makan makanan seimbang dan cukup tidur serta olahraga dapat membantu penderita leukemia mengontrol gejala.

Sementara perawatan di rumah bisa dilakukan untuk gejala seperti mual atau muntah dan mengatasi tanda-tanda awal dehidrasi, seperti mulut kering atau pusing ketika dalam posisi duduk ke berdiri.

Konsumsi permen jahe atau teh jahe juga mampu membantu mengatasi gejala. Jika ada gejala diare, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Masalah Penyakit Leukemia Lain yang Dapat Diobati di Rumah:

Masalah tidur.

Merasa sangat lelah. Jika pasien kekurangan energi atau menjadi lemah dengan mudah, cobalah untuk mengelola energi dan menjadwalkan istirahat ekstra.

Rambut rontok.

Gunakanlah sampo yang ringan bahan kimia dan sisir rambut dengan cara yang lembut.

Rasa sakit.

Perawatan di rumah dapat membantu Anda mengatasi rasa sakit.

Penanganan stres karena kanker:

Pikiran yang berat untuk menghadapi tantangan penyakit leukemia itu sendiri serta rasa sakit yang dirasakan perlu mendapatkan dukungan keluarga dan orang-orang terdekat.

Menemukan cara baru untuk mengatasi gejala stres dapat meningkatkan kualitas keseluruhan hidup Anda seperti melakukan hal-hal yang disenangi pasien dan menyarankan pasien untuk berpikiran positif.

Berbagi kisah dan perasaan.

Menemukan kelompok dukungan untuk sesama penyandang penyakit kanker dapat meringankan pikiran.

Pengobatan Leukemia

Bagaimana Cara Mengobati Leukemia?

Tujuan pengobatan leukemia adalah untuk menghancurkan sel-sel leukemia dan memungkinkan sel-sel darah yang normal dibentuk di dalam sumsum tulang.

Keputusan pengobatan leukemia didasarkan pada jenis leukemia yang dimiliki, stadium penyakit, usia dan kondisi kesehatan secara umum.

Jenis Leukimia dan Pengobatannya

Jenis penyakit leukemia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang, apakah jenis leukemia limfoblastik atau mieloblastik.

Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah penderita leukemia masuk kategori akut atau kronis.

1. Leukimia limfoblastik akut

Cara mengobati leukemia limfoblastik akut (ALL) memiliki 3 langkah yang terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan.

Terapi induksi leukemia adalah tahap puntuk membunuh sel-sel leukimia di dalam darah dan sumsum tulang.

Perawatan tahap ini termasuk kemoterapi dan kortikosteroid. Induksi biasanya berlangsung 4 minggu dan dilakukan di rumah sakit. Tetapi beberapa pasien memiliki sel-sel leukemia dengan perubahan gen tertentu.

Gen ini disebut kromosom Philadelphia. Pasien dengan gen tersebut akan diberikan inhibitor tyrosine kinase.

Cara mengobati leukemia adalah dengan terapi konsolidasi membunuh sel-sel leukemia yang mungkin masih tersisa. Jika sel-sel tersisa, sel ini dapat tumbuh kembali dan dapat kambuh.

Perawatan termasuk kemoterapi dan mungkin transplantasi sumsum tulang. Konsolidasi biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan tetapi tidak memerlukan opname di rumah sakit.

Terapi pemeliharaan leukemia adalah cara pengobatan mencegah sel-sel leukemia yang tersisa untuk tumbuh.

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dosis kemoterapi yang lebih rendah dari yang digunakan selama induksi atau konsolidasi.

Kemoterapi diberikan dengan obat minum dan obat suntik intravena (IV). Terapi pemeliharaan dilakukan selama 3 tahun berturut-turut, tapi selama ini, kebanyakan pasien leukemia mengalami kekambuhan ketika sedang dalam terapi pemeliharaan.

2. Leukemia mieloblastik akut

Pengobatan leukemia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan genetik dari sel myeloid normal.

Rencana pengobatannya biasanya memiliki 2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi.

Terapi remisi adalah pengobatan leukemia untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.

Kemoterapi diberikan pada penderita dengan cara pengobatan suntikan intravena (IV).

Induksi biasanya berlangsung 4 minggu, dengan diikuti 3 minggu kemudian untuk pemulihan sumsum tulang. Terapi remisi biasanya memerlukan opname di rumah sakit.

Terapi pasca-remisi dilakukan untuk membunuh sel-sel leukemia yang mungkin ada meskipun mereka tidak terdeteksi.

Terapi ini dapat berupa kemoterapi tambahan atau transplantasi sumsum tulang.

Kemoterapi dapat diberikan kepada pasien di rumah sakit selama beberapa hari setiap bulannya dan proses sebaiknya dijalani selama 3 sampai 4 bulan.

Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga pasien atau penderita leukemia mendapatkan obat-obatan lain, seperti arsenik trioksida dan obat all-trans retinoic acid (ATRA).

Transplantasi sel induk dan kemoterapi juga digunakan ketika leukemia tidak respons terhadap pengobatan atau jika AML kambuh kembali.

3. Leukemia Limfositik Kronis (CLL)

Berikut ini adalah pilihan obat leukemia limfositik kronis, di antaranya:

Terapi radiasi. Ini dapat digunakan untuk mengobati kelenjar getah bening yang bengkak karena terlalu banyak limfosit abnormal.

Cara ini merupakan kombinasi dari obat leukemia, termasuk antibodi monoklonal.

Ketika CLL tidak respons terhadap pengobatan, atau jika kambuh kembali setelah pasien telah reda gejalanya selama beberapa waktu tertentu, cara mengobati leukemia yang seperti ini adalah dengan kemoterapi lebih atau transplantasi sumsum tulang.

Pasien CLL tidak mampu melawan infeksi dengan baik. Pasien atau penderita dan dokter perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur.

Pengobatan dini akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukemia disesuaikan dengan tingkat keparahan leukemia yang diderita oleh pasien.

4. Leukimia Mieloblastik Kronis

Penyakit leukimia mieloblastik kronis (CML) perlu diobati dengan segera. Pilihan obat leukemia untuk penyakit jenis ini yang paling umum termasuk:

Target terapi dengan inhibitor tyrosine kinase. Ini adalah pengobatan pertama kali digunakan untuk CML.

Transplantasi sumsum tulang. Sebelum transplantasi bisa dilakukan, kemoterapi atau radiasi digunakan untuk menghancurkan aktivitas sumsum tulang.

Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan transplantasi sumsum tulang.

Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien melakukan transplantasi sumsum tulang.

Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya (fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum dilakukannya transplantasi sumsum tulang – guna meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.

Leukemia pada Anak-anak

Perlu diketahui, perawatan penderita leukimia untuk anak-anak tidak sama dengan pengobatan untuk orang dewasa.

Setelah leukemia telah diobati, anak-anak memerlukan pantauan khusus untuk efek samping pengobatan yang mungkin muncul dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian.

Obat leukemia untuk anak juga disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit leukimia tersebut. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini