Andi Arief Sebut Klaim Menang Pemilu Versi Prabowo Biang Keladi Kegaduhan

Admin
Jumat, 10 Mei 2019 - 21:47
kali dibaca
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief. Foto: CNNIndonesia
Mediaapakabar.com - Politikus Partai Demokrat Andi Arief menyatakan bahwa klaim kemenangan sepihak dan ketidakpercayaan terhadap penyelenggara Pemilu 2019 menjadi biang keladi kegaduhan. Menurut dia, realita yang terjadi saat ini sangat menyedihkan.

"Setiap hari kepada masyarakat dipertontonkan silang pendapat yang keras, saling klaim siapa pemenang pilpres tahun ini. Ejek mengejek, sumpah serapah, kebencian dan sikap permusuhan seolah menjadi new normal (dianggap biasa) di negeri kita," ujar Andi, seperti yang dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (10/5).

Andi melanjutkan, klaim sepihak terlihat pada saat kedua pasangan calon presiden saling menyatakan diri sebagai pemenang.

Kubu Jokowi secara tak langsung mengklaim menang berdasarkan quick count sementara Prabowo mendeklarasikan kemenangannya dengan perolehan suara 62 persen berdasarkan lembaga survei internalnya.

Menurut dia, hal tersebut turut membawa pengaruh yang signifikan kepada massa pendukung masing-masing dalam membenarkan dan membela pernyataan kedua capres tersebut.

Lebih lanjut, desakan kubu Prabowo kepada KPU untuk mendiskualifikasi lawan politiknya membuat situasi menjadi sangat panas. Rencana aksi turun ke jalan 22 Mei 2019, kata Andi, merupakan sesuatu yang mengerikan.

"Bayangkan kalau jutaan orang itu nanti benar-benar nekat, melakukan perlawanan fisik dan akhirnya menjadi korban karena mempertahankan keyakinan yang salah, siapa yang bertanggung jawab? Tentu Prabowo," kata dia.

Andi menyarankan agar proses demokrasi ini berjalan sesuai mekanisme hukum. Ketidakterimaan terhadap hasil pemilu, tuturnya, dapat diselesaikan melalui sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Jika menyangkut proses, Bawaslu-lah yang akan menyelesaikan. Sedangkan jika menyangkut hasil, MK-lah yang berwenang memutusnya," kata dia.

Andi turut memberikan solusi atas situasi yang tengah terjadi. Menurut dia, kejujuran dari peserta dan penyelenggara pemilu merupakan instrumen dari tegaknya kebenaran dan keadilan.

Teruntuk Jokowi, Andi meminta mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan para jajarannya untuk bersikap jujur terkait tuduhan yang dilontarkan oleh berbagai pihak, seperti telah terjadinya penyalahgunaan lembaga-lembaga penegak hukum yang bertujuan untuk memenangkan Jokowi dan partai politik tertentu.

"Kalau semua tuduhan itu isapan jempol, tak terjadi sama sekali, rakyat bersyukur bahwa pemilu ini benar-benar jujur dan adil. Pihak Prabowo pun tak perlu sengit dan memvonis bahwa Pemilu 2019 ini curang. Semua harus tunduk pada bukti," ucapnya.

Andi juga meminta Prabowo untuk membuktikan kemenangan 62 persennya itu. Sebab, pengakuan mantan Danjen Kopassus itu akan sangat mempengaruhi reaksi jutaan orang pendukungnya dalam menanggapi pengumuman resmi KPU.

"Karena, akibat pernyataan Prabowo itu jutaan orang meyakini dan bahkan siap mati untuk membela Prabowo," kata dia.

Tak lupa, kepada KPU dan Bawaslu juga harus bekerja berdasarkan asas kejujuran terkait banyaknya kasus salah hitung suara dalam C1 dan kasus surat suara yang telah dicoblos oleh petugas atau pihak lain.

"Respon KPU, Bawaslu, dan kelak MK dalam menanggapi dan memproses semua aduan secara serius, jujur, dan adil sangat diperlukan," kata Andi. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini