Prabowo Singgung Uang Negara Bocor ke Luar Negeri, Nama Sandi Justru Sangkut di Panama Papers

Admin
Senin, 01 April 2019 - 08:46
kali dibaca
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno . Foto: Kompasiana
Mediaapakabar.com - Pernyataan Prabowo Subianto yang kerap menyebut aliran uang negara bocor ke luar negeri dibalas sindiran Solidaritas Ulama Muda Jokowi alias Samawi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dengan pernyataan tersebut, Prabowo terkesan membuat framing bahwa pemerintah selama ini membiarkan banyak uang negara dibawa lari ke luar negeri.
Tanpa sadar, pernyataan calon presiden nomor urut 02 itu sama dengan menunjuk hidung sendiri sekaligus sebuah pernyataan paradoks.
Demikian disampaikan Sekretaris Samawi NTB, Ustadz Muzayyin Akhiri Al-Abhar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/3/2019).
“Padahal wakilnya Sandiaga Uno tahun 2016 dan 2017 masuk dalam daftar Panama Papers dan Paradise Papers, sebuah data yang berisikan penggelapan dan pengemplangan pajak oleh pengusaha RI di luar negeri,” ucap Muzayin seperti yang dilaporkan Pojoksatu.id.
Selain tercatat dalam dokumen rahasia yang akhirnya bocor ke publik itu, lanjut Muzayin, Sandiaga pada tahun 2016 juga ikut program tax amnesti.
“Artinya, sebagai pengusaha, Sandiaga tidak tertib dalam membayar pajak.”
“Prabowo harusnya sebelum ngomong lihat dulu bagaimana track record wakilnya dan orang yang di sekelilingnya,” tegas Muzayin.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti pernyataan capres penantang itu dalam debat pilpres keempat.
Menurutnya, Prabowo yang menganggap Tentara Nasional Indonesia (TNI) lemah, merupakan wujud penghinaan kepada TNI yang selama ini sudah mendapatkan berbagai macam prestasi dan pengakuan luar negeri.
“Dari data Global FirePower, Indonesia berada di peringkat 15 dengan kekuatan militer terbaik dunia, sementra Singapore beraada diperingkat 59.”
“Khawatir boleh, tapi jangan tebar ketakutan berlebihlah Pak Prabowo itu,” sindir Muzayyin.
Terkait masalah keamanan, lanjut Muzayin, itu tidak hanya persoalan perang menghadapi negara luar, tapi juga menyangkut keamanan dalam negeri.
Terkait ini, Presiden Jokowi selaku capres petahana telah melakukan berbagai langkah antisipasi.
“Pak Jokowi telah membubarkan HTI, karena mengancam ideologi Pancasila adalah bentuk antisapasi keamanan, dan infiltrasi HTI ke Indonesia adalah bahaya laten.”
“Itu adalah bentuk ‘early warning system’,” tandasnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini