Pesawat Styrofoam Bekas Buatan Eko Setyabudi Laris Manis Dipasarkan ke Malaysia dan Brunei

Admin
Kamis, 14 Maret 2019 - 09:06
kali dibaca
Eko Setyabudi pembuat pesawat aeromodelling. Foto: Detik.com
Mediaapakabar.com -  Warga Desa Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah Eko Setyabudi membuat pesawat aeromodelling.

Pesawat yang sebagian menggunakan barang bekas ini sudah dipasarkan hingga Malaysia dan Brunei.

"Untuk pemesannya merata di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan ada juga yang dari Malaysia dan Brunei Darussalam," kata dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (13/3/2019).

Dijelaskan, pesawat aeromodelling ini menggunakan bahan bekas berupa styrofoam bekas. Biasanya ia menggunakan styrofoam bekas bungkus buah dan kulkas.

Menurut pria lulusan D-III Elektro ini, dengan memanfaatkan barang bekas membuat pesawat aeromodelling buatannya menjadi lebih murah.

"Dari pada menggunakan karbon itu lebih mahal. Ini bahannya dari bahan bekas bisa dicari di tempat sampah. Semua bahan untuk awak pesawat dari barang bekas, kecuali mesin dan remotnya," jelasnya seperti yang dikutip dari Detik.com.

Untuk satu pesawat aeromodelling harga antara Rp 2,7 juta hingga Rp 6 juta. Hal ini tergantung jenis dan ukuran dari pesawat tersebut. Sebab, ada yang khusus digunakan akrobatik.

"Selain itu juga bisa digunakan untuk drone tinggal memasang kamera. Ini lebih murah, karena sama-sama bisa tenang saat di udara," terangnya.

Bahkan, jarak terbangnya pun beragam. Untuk yang biasa antara 500 meter hingga 1 kilometer baik vertikal maupun horizontal.

Namun untuk remot yang lebih bagus, jarak terbang juga bisa sampai 3 kilometer.

"Lama tidaknya di udara juga tergantung jenis baterai yang digunakan. Biasanya sekitar satu jam masih bisa," tuturnya.

Untuk ide awalnya, ia mengaku otodidak membuat pesawat aeromodelling tersebut. Ia mulai belajar saat bekerja di salah satu toko komputer. Saat itu, lantaran keterbatasan biaya, akhirnya ia mencoba membuat pesawat dengan memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai.

"Saya belajar otodidak, setelah beberapa kali gagal sekarang sudah bisa membuat banyak macam pesawat. Satu pesawat kalau bahannya tersedia, hanya membutuhkan satu hari," tuturnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini