Cek Lokasi Judi, 'Kuli Tinta' Dipukuli

Media Apakabar.com
Jumat, 29 Maret 2019 - 11:34
kali dibaca
Int 
Mediaapakabar.com-Kekerasan dan pengancaman kembali terjadi terhadap para 'kuli tinta' yang menjalankan tugas sebagai sosial kontrol di masyarakat. 

Buktinya, hal itu menimpa salah seorang wartawan di Medan yakni Budi Hariadi (38) yang dianiaya dan diancam bunuh saat berada di lokasi judi tembak ikan, Komplek Brayan Trade Center, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli Kamis (28/3/2019) pukul 14.00 WIB.

Info dihimpun, penganiayaan itu terjadi ketika si wartawan hendak mengkonfirmasi keberadaan lokasi perjudian tersebut. 

Setiba di lokasi, dia langsung masuk di pertokoan dua pintu. Kiranya dia telah ditunggu di dalam, oleh seorang pria turunan yang diketahui bernama Ationg.

Dia memperkenalkan diri sebagai wartawan dan ingin menanyakan kepada pria tersebut. "Aku jumpa sama si Ationg itu, kubilang aku wartawan mau konfirmasi. Si Ationg membawa aku ke belakang arena judi," kata Budi.

Lalu dia dipertemukan dengan pria berbadan tegap berambut cepak yang sedang duduk di kantin. Pria cepak sebagai pengawas judi di lokasi itu, menanyakan jati dirinya dengan meminta kartu pers dan KTP.

" Waktu KTP dan kartu pers aku diambil, mereka memfoto kartu aku itu sambil mengancam akan membunuh aku dan keluarga aku. Bahkan mereka bilang, jangan macam - macam kau, nanti bisa dipecat dari wartawan," ungkap pria berusia 38 tahun itu seperti kata pria yang ditemuinya di lokasi judi. 

Namun setelah melihat kartu pers dan KTP, mereka memberikannnya lagi. Selanjutnya dia beranjak dari belakang menuju keluar melewati arena perjudian ikan tersebut. 

Kesempatan itulah dimanfaatkannya untuk mengambil foto sambil berjalan keluar dari arena judi tersebut.

Tak disangka, Ationg dan pria berbadan tegap melihat pengambilan foto, langsung pria tegal itu menarik Hpnya sambil membawa dirinya ke belakang areal. 

Lantas, data di Hp itu dihapus oleh mereka, selanjutnya si Ationg tiba - tiba memulai memukul. 
Aksi brutal pria tegap lain pun sebanyak 8 orang ikut memukul hingga babak belur.

" Ketika Hp aku diambil, si Ationg itu mulai mukuli aku. Makanya yang lain ikut mukul, aku dihajar pakai bangku, gelas dan dipijak - pijak mereka. Ibu yang jaga kantin itu sampai menjerit melihat aku dipukuli," kisah Budi saat membuat laporan di kantor polisi.

Setelah babak belur dianiaya, Hp miliknya dirusak dengan dicelupkan ke air, lalu dipulangkan dan diperintahkan pulang. 

" Pas aku pulang, sempat dibilang mereka jangan takut Hp kau rusak, nanti bisa diganti," sebut Budi meniru kata mereka.

Pasca kejadian itu, ia pun melaporkan penganiayaan itu ke Polsek Medan Labuhan dengan nomor LP/198/III/SU/2019/PEL-BELAWAN/SEK-MEDAN LABUHAN. 

Kini kasusnya ditangani pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti. (ap) 


Share:
Komentar

Berita Terkini