Istri Tewas Digantung Usai Melahirkan Operasi Caesar, Pelaku Ternyata Suami Sendiri

Admin
Rabu, 20 Februari 2019 - 08:36
kali dibaca
Warga menyaksikan dari jauh proses pembongkaran makan Dewi Murtosiyah. Foto: Radar kudus
Mediaapakabar.com - Polisi memastikan Dewi Murtosiyah (22) meninggal akibat dibunuh usai melahirkan. Dewi mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.

Ditemukan luka memar yang luas di dada sebelah kanan korban. Selain itu, ditemukan beberapa luka memar di anggota gerak atas, yakni mulai dari tangan sampai leher akibat kekerasan benda tumpul. Juga ditemukan resapan darah di daerah paru-paru kanan dan di kulit kepala sebelah kanan.

Hal itu sesuai hasi otopsi yang dilakukan tim Biddokkes Polda Jateng dan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Luka itu diduga bekas gantungan selendang. Dewi diduga tewas akibat digantung suaminya, Sugeng (38) di tangga. Dewi dihabisi usai operasi caesar.

Luka memar di sekujur tubuh korban membuat Solikin (55) syok. Kerabat korban yang mengikuti proses otopsi ini tak menyangka jika tersangka yang juga suami dari korban, Sugeng tega berbuat hal yang demikian.

“Padahal korban berperilaku baik dalam kesehariannya,” terangnya saat ditemui di kediamannya kemarin.

Solikin dengan raut muka sedih dan mata yang berkaca-kaca menjelaskan Dewi merupakan sosok pendiam.

Dikatakannya, Dewi jarang menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Bahkan dengan orangtua kandungnya sendiri.

Melansir Pojoksatu.id, kekerasan yang sering dilakukan suami Dewi, mulai terungkap saat Solikin memergoki tangan korban penuh lebam saat hendak berwudhu.

“Saya tanya kenapa? Katanya kena tasbih anaknya. Saya mengelak itu tidak mungkin,” katanya.

Dijelaskan Solikin, Dewi baru mengakui perbuatan keji suaminya setelah dibujuk menceritakan penyebab tangannya memar.

Dewi lantas menceritakan kekerasan dialaminya selama ini. Ia pernah berjalan kaki sendirian tanpa didampingi suami saat mengandung enam bulan.

Ia berjalan kaki dari rumahnya Desa Lambangan menuju Desa Undaan Lor rumah Solikin. Jaraknya sekitar 15 kilometer.

Korban terpaksa jalan kaku karena tidak punya biaya. Bahkan untuk uang jatah makan pun hanya diberi Rp 5 ribu per hari.

“Dia hampir tidak pernah makan utuh. Selalu dibagi dengan anak tirinya,” jelasnya.

Terkait kasus ini, pihak keluarga menginginkan Sugeng dihukum seberat-beratnya. Pihaknya mengaku sangat kecewa dan sakit hati lantaran pelaku tega menghabisi istrinya sendiri.

Menurut penuturan tokoh masyarakat Desa Lambangan yang tak mau disebutkan namanya, Sugeng tergolong orang pelit. Pelaku juga jarang bersosialisasi dengan warga.

Dia menduga kondisi kejiwaan pelaku terganggu lantaran anak dari mantan istrinya dibawa pergi oleh mantan istrinya berbulan-bulan. Maka dari itu dia sering melakukan tindakan kekerasan kepada korban.

”Mungkin dari situ korban sering disiksa oleh pelaku,” ungkapnya.

Tokoh Masyarakat juga membenarkan bahwa korban pernah berjalan kaki dari Desa Lambangan sampai Desa Undaan Lor. Ketika itu, korban sedang mengandung anak berusia enam bulan.

Ia memaparkan pekerjan sehari-hari pelaku yakni menjadi kuli pasir di Tanjung. Pada suatu hari pelaku mendapatkan penghasilan Rp 100 ribu untuk dua kali angkut pasir.

Pernah suatu ketika ada cekcok perihal masalah uang seribu. Saat itu Dewi berbelanja di warung dan harus utuh dengan uang kembaliannya. Dia tak diperbolehkan mengganti kembalian dengan permen.

”Saya tak menyangka Sugeng berbuat sekeji itu kepada Dewi. Ia telah mencoreng nama baik Desa Lambangan yang terkenal dengan nilai agamanya,” katanya.

Terpisah Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Rismanto motif pembunuhan ini disebabkan oleh masalah ekonomi.

Ia mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat jika menemukan kasus seperti ini langsung saja adukan ke pihak kepolisian. Pihaknya memastikan akan menindak tegas persoalan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

“Pelaku melanggar Pasal 44 Ayat 3 Undang-undang No. 23 Tahun 2004 dan diacaman hukuman 15 tahun penjara,” tandasnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini