BI Sumut Kembangkan Kopi Melalui Kelompok Tani

Media Apakabar.com
Kamis, 14 Februari 2019 - 20:48
kali dibaca
BI Sumut Kembangkan Kopi Melalui Kelompok Tani
Pjs Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Hilman Tisnawan,Wakil Bupati Karo Corry Sebayang,Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati beserta jajaran Bank Indondonesia Wilayah Sumatara Utara di Kabupaten Karo.(abi)
Mediaapakabar.com-Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara mengembangkan tanaman kopi di Karo melalui demplot kopi Kelompok Tani "Sinergi Fajar Harapan" di Desa Suka Mbayak, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.
      
Pjs Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Hilman Tisnawan mengatakan kopi termasuk salah satu komoditi jadi perhatian BI karena kopi kini primadona dunia. Tahun 1800-an kopi merupakan komoditas, untuk memperebutkan itu sampai terjadi perang. 

"Kondisi sekarang kita lebih banyak membeli dari luar dari pada jual, sehingga kita defisit neraca perdagangan, dengan persoalan itu maka BI membantu petani kopi dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata Hilman Kamis (14/2/2019).

Disebutkannya, Kabupaten Karo adalah salah satu penghasil kopi arabika terbesar di Sumatera Utara. Kopi arabika di Karo tercatat lebih luas dibandingkan dengan kopi robusta. 

Produktivitas kopi arabika di Kabupaten Karo sebesar 1.428 kg/hektar tersebar paling banyak di kecamatan Merek, Tiga Panah, Simpang Empat, Payung dan Munthe. 

Wakil Bupati Karo Corry Sebayang mengatakan bantuan BI ini diharapkan mampu menstimulasi petani lainnya supaya ke depan kopi dari Desa Suka Mbayak dapat menjadi kopi andalan  terbaik di Karo. 

"Kami berharap supaya bantuan BI bisa dilanjutkan ke daerah lain, sebab Sumut adalah provinsi yang kaya akan perkebunan dan pertanian," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati mengatakan saat ini total luas lahan kopi di Sumatera Utara mencapai 83.000 hektar, diantaranya paling banyak kopi arabika seluas 70.000 hektar. Masa produksi dengan adanya penaung bisa sampai 25 tahun, sedangkan tanpa penaung hanya 15 tahun saja.

" Namun hambatan tanaman kopi karena keterbatasan areal. Untuk itu, tidak ada intensifikasi ektensifikasi. Sementara itu untuk hama sepanjang tahun ada, dan produktivitas kopi rata-rata 1,1 ton per hektar," pungkasnya. (abi)

Share:
Komentar

Berita Terkini